Lihat ke Halaman Asli

Apa Arti Uang Rp100 Juta?

Diperbarui: 20 Oktober 2016   14:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Pixabay/stevepb

Nilai rupiah hari ini sangat rendah di hadapan komoditas. Itulah kenapa upah minimum regional (UMR) lebih sering tidak cukup bagi para pekerja di mana pun. Misalnya Rp3 juta di Jakarta merupakan jumlah uag yang pas-pasan bagi lajang sekalipun. Itulah kenapa uang pecahan rupiah terkecil hari ini, Rp100, ditampik bahkan oleh anak kecil sekalipun. Padahal, seratus dolar di Amerika Serikat adalah pecahan uang tertinggi yang beredar luas di dunia.

Bagaimana jika pecahan seratus dalam rupiah tersebut dikalikan sejuta? Tentu saja Rp100 juta sangat berharga bagi orang yang sangat memerlukannya. Uang senilai itu juga cukup berharga bagi orang dengan penghasilan kurang lebih di batas UMR. Uang dalam jumlah Rp100 juta juga merupakan jumlah yang lumayan bagi orang-orang yang berpenghasilan di atas Rp10 juta. Tetapi apalah arti uang sejumlah itu bagi seorang yang berpenghasilan di atas Rp200 juta seperti Irman Gusman? Demikian kurang lebih pertanyaan orang yang sedikit saja kritis atas tindakan Komisi Pemberantasan Korupsi mempertaruhkan kredibilitas dengan penuh percaya diri memutus karier politik Irman Gusman dengan operasi tangkap tangan yang menjadikan duit Rp100 juta sebagai barang buktinya.

Alasan tentu saja bisa diberikan dengan berbagai cara dan bermacam pula rupanya. Salah seorang komisioner KPK menyatakan bahwa hendaknya siapa pun tidak melihat nilai barang bukti atas penangkapan Irman Gusman, karena gratifikasi tetaplah gratifikasi. Masih kata komisioner tersebut, hal yang harus dilihat adalah kedudukan ketua sebuah lembaga tinggi negara dimanfaatkan Irman Gusman untuk memperkaya diri dan pada gilirannya merugikan negara.

Biarlah pembuktian atas tuduhan bahwa Irman mempergunakan kedudukannya untuk memengaruhi kebijakan dan karena itu Irman beroleh uang gratifikasi menjadi kewenangan pengadilan. Tetapi hal-hal janggal dalam proses penangkapan Irman dalam kasus ini layak untuk dipertanyakan demi selamatnya akal sehat dari permainan kekuasaan yang sulit dicerna common sense.

Dengan dasar itulah pertanyaan apa arti uang Rp100 diajukan di sini. Bagi Irman Gusman, Rp100 juta tidak harus diperoleh dengan cara buruk bernama gratifikasi. Mengenai gajinya sebagai ketua DPD, kita pakai saja penjelasan LSM, yaitu Rp133 juta. Rinciannya, ketua DPD sebagai alat kelengkapan merangkap anggota bergaji Rp71,5 juta ditambah tunjangan Rp62,8 juta. Jumlah ini terus bertambah dengan penghasilannya sebagai komisaris beberapa perusahaan besar, kepemilikannya atas Padang Industrial Park dan tentu saja sebagai pengusaha kayu yang mapan. Jika dirata-ratakan nilai penghasilan dari gaji, tunjangan, dan usahanya itu tidak akan kurang dari Rp250 juta per bulan.

Cara menghitung yang lain bisa dilakukan. Kekayaan Irman Gusman sesuai dokumen Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) adalah Rp33 miliar lebih. Jika diasumsikan uang cash yang dimilikinya adalah Rp20 miliar saja, maka dengan asumsi uag tersebut diinvestasikan dengan cara yang paling rendah risikonya, yaitu deposito, Irman bisa memperoleh bunga lebih dari Rp100 juta dalam sebulan. Jika semua potensi penghasilan itu digabungkan sebagai penghasilan aktual, maka jumlah uang Rp100 juta bagi Irman bukanlah angka besar.

Tinggal satu persoalan, apakah Irman sudah sedemikian rakus hingga harus menggasak uang yang nilainya tak seberapa itu? Jawabannya adalah, demi kehormatan keluarga, itu tidak akan dilakukan. Sebagai ketua DPD, sebagai politisi yang berangkat dari daerah dengan pengalaman dan pergaulan yang luas, sebagai anggota keluarga yang terhormat, sekali lagi, Irman tidak akan melakukan kesemberonoan itu.

Mengenai siapa Irman Gusman, tentu mudah saja melacak siapa ayah Irman, Gusman Gaus, bagi warga Minang, juga bagi pergaulan sosial dan politik di Sumatera Barat khususnya. Sejauh ini, siapa pun bisa memeriksa bagaimana perilaku Irman dalam berurusan dengan hal ihwal mengenai uang. Tidak sedikit pun penjelasan yang mengarah secara potensial dan aktual bahwa Irman memiliki kelakuan seburuk itu, apalagi harus mempertaruhkan kehormatan keluarga dan reputasinya sebagai pemimpin yang kian hari kian penting di negeri ini.

Lalu, apa yang membuatnya berada di pusaran permainan hukum dan kekuasaan yang keji ini? Agaknya sesuatu yang lebih kejam dari pembunuhan sedang diarahkan kepada Irman Gusman.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline