Lihat ke Halaman Asli

Soekarno dan Hatta

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14002512311302262859

SOEKARNO DAN HATTA

Zaman terus bergulir, dan negeri kita tercinta Indonesia sedang menuju masa keemasannya. Pergerakan bangsa yang besar ini selalu menarik dan relevan untuk kita ikuti sampai kapanpun.

Anda tahu kenapa para Founding Father kita begitu hebat dan luarbiasa kepemimpinanya? Karena mereka mencintai rakyat dan dicintai rakyat. Pernah suatu hari Bung Karno naik kereta api dari Surabaya ke Jakarta dengan pakaian ala eropanya, di dalam kereta rakyat jelata yang merindukan Sang Penyelamat bangsa membawa apa-apa yang dimilikinya saat itu. Rakyat yang penuh ketulusan dan kesederhanaan itu ada yang membawa tebu, singkong, kelapa muda, dan sekonyong-koyong mereka membawanya ke hadapan Bung Karno. Dan pada saat itulah Bung Karno terharu dan bergetar jiwanya akan panggilannya sebagai Pemimpin Besar Revolusi Indonesia saat itu. Sanubari Bung Karno seakan-akan meledak bahwa dialah yang termasuk salah satu kaum terdidik harus menjadi harapan rakyat.

Suatu hari Bung Karno juga membuka mata bangsa Indonesia dan dunia ketika beliau bertemu dengan petani gurem di Bandung yang bernama Pak Marhaen. Petani gurem yang tidak memiliki lahan dan hidup hanya dengan beberapa keping sen, yang terus berjuang hari-harinya untuk menghidupi keluarganya. Namun kegigihan dan ketabahan Pak Marhaen, menjadi sebuah spirit yang membakar dada Bung Karno, yang hingga saat ini muncullah paham Marhaenisme-berjuang untuk rakyat kecil.

Bung Hatta lahir dari keluarga yang cukup berada. Darah Minang dan kehidupan di lingkaran saudagar islam saat itu menjadi tempaan masa kecilnya. Beliau menempuh pendidikan di bidang ekonomi di negeri Belanda. Akar kuat pendidikan eropa dan akar kuat budaya Indonesia menjadikan Bung Hatta sebagai cerdik cendekia yang berhati nurani. Dari sejak mudanya Bung Hatta sudah bergelut dengan uang, perdagangan disertai dengan prinsip-prinsip keislaman yang kuat.

Belanda saat itu sedang menjalankan politik etis. Politik etis bicara 3 hal besar yaitu Edukasi, Transmigrasi dan Irigasi. Tiga hal besar yang bahkan masih relevan untuk bangsa Indonesia saat ini. Bung Hatta sebagai kaum terdidik saat itu terpanggil jiwanya untuk membebaskan rakyat Indonesia dari penjajahan dan meraih kemerdekaan! Bahkan di negeri Belanda Bung Hatta dan kawan-kawan lebih dahulu mendirikan partai sebagai kendaraan untuk mencapai Indonesia merdeka dibanding Bung Karno yang di Indonesia saat itu.

Naskah proklamasi, Pasal 33 UUD 1945 dan Sistem Ekonomi Kerakyatan/Koperasi adalah ide besar dan warisan yang dititipkan Bung Hatta untuk rakyat Indonesia!

Soekarno-Hatta adalah simbol Negara Indonesia saat itu. Kepemimpinan beliau berdua disegani bahkan diperhitungkan di dunia internasional. Indonesia pun pernah mencatatkan sejarahnya sebagai satu-satunya Negara di dunia yang pernah keluar dari Perserikatan Bangsa-bangsa! Walaupun akhirnya kembali menjadi anggota karena memegang prinsip pembukaan UUD1945, ikut menjaga ketertiban dunia…

Soekarno-Hatta, dua nama besar dari bumi Indonesia… Semoga muncul Soekarno masa kini dan Hatta masa kini, yang lahir dari kegelisahan dan penderitaan rakyat Indonesia yang tak kunjung usai…..

Jayalah terus bangsaku Indonesia!

Sumber gambar: http://bossgahutagalung.files.wordpress.com/2010/02/soekarno-hatta.jpg




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline