Harus menahan tanya berapa lama lagi?
Apalagi menunda untuk tidak peduli seakan yang lalu bukan menjadi hal yang pernah untuk menjadi sisi saat sekarang.
Untuk menahan diri selama bertahun-tahun tidak berjumpa. Entah kapan, esok mungkin. Semoga saja.
Aku ingin semua kembali, namun semua telah memilih untuk berpisah pada jalan masing-masing.
Meski kesempatan untuk menjadi bagian yang sama, bukan menjadi utuh kembali.
Namun bila berjumpa, aku tak ingin lupa. Sebab aku bukan bagian yang hilang.
Lalu berpura-pura untuk tidak kembali mengingat apa yang ingin ditanya.
Berlagak seperti tak tau, padahal dia sendiri yang lebih tau.
Dan untuk menjadi orang yang paling mengerti, dia memilih menjadi lebih tidak tau, sebab bila itu, ia harus menyemai jawaban atas pertanyaan tadi.
Membayar kepuasan dengan pengetahuan, bila tidak, maka tidak ditemukan apa-apa.
Aku menemukan jejak, namun bukan seseorang itu, hanya peninggalan langkah yang di sisakan.
Lalu untuk menemukannya? Seberapa jauh lagi untuk bisa tidak bertanya dimana lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H