Lihat ke Halaman Asli

Agung Setiawan

Agung Setiawan

Mengenalkan Batik (Kidang Kencana) sebagai Warisan Budaya Lasem

Diperbarui: 24 Februari 2022   04:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

MENGENALKAN BATIK (KIDANG KENCANA) SEBAGAI WARISAN BUDAYA LASEM

Melalui keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 2009, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Sebagai warisan budaya, batik telah dikenal lama di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mengemban status sebagai warisan budaya dunia, tentu menjadi tanggung jawab semua pihak untuk menjaga dan memajukan batik Indonesia.

Kelompok Batik Tulis 'Kidang Kencana' adalah salah satu UMKM batik berlokasi di Dk. Tulis, Ds. Selopuro Lasem yang ikut terdampak pandemi. Kelompok yang berdiri sekitar tahun 1990 ini , memproduksi batik tulis tradisional seperti kain panjang, selendang sarung, bahan baju, dan lain-lain. 

Batik itu sendiri terdiri dari kain batik tulis, batik print, dan cap. Nilai tertinggi ada pada jenis kain batik tulis karena proses pembuatannya yang memerlukan waktu yang sangat panjang. Selama pandemi pun juga sistem pemesanan masih offline. Dan biasanya juga disetorin ke toko-toko lain, ada juga yang pesan secara langsung.

Pemilik usaha batik ini yang tak lain adalah bapak Fathur Rohim, beliau sendirilah yang mendesain kain batiknya. Beliau juga sudah banyak menghasilkan banyak tema kain batik yang sudah diproduksi. 

Proses tahapan batik ini ada tahap Ngelir: yaitu proses pewarnaan kain dengan merendamnya pada pewarna alami atau kimia secara menyeluruh. Tahapan ini dilakukan setelah tahap Mopok dan Nembok. 

Tahapan terakhir yaitu tahap Nglorod: tahap meluruhkan dan melarutkan malam pada kain, yang diterapkan dengan memasukkan kain pada air mendidih. Hasil produk kain batik yang dibuat dengan teknik tulis sangat indah, soal kualitas terjamin sangat bagus dan baik.

Penulis : AGUNG SETIAWAN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline