Lihat ke Halaman Asli

I Love You Mbak Polisi!

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

(Oleh : Upik Triwulandari)

Tepat tahun baru 1 Januari 2014, sore  itu aku terkejut ketika membuka dompet dan tak sengaja membuka SIM C ku. Ulala, SIM ku telah mati 3 minggu. Kok bisa lupa begini ya......Segera aku telpon saudara yang baru saja memperpanjang SIM dan ternyata bisa diurus perpanjangan itu asal belum mati 1 tahun.

Wah ini sudah jam 5 sore, kata saudara tadi ada SIM Corner di Tunjungan Plaza  (TP), terus kata saudara, kalau tanggal merah begini gak tau ya.....buka atau tutup. Dalam hati aku juga bertanya, masa buka sih tahun baru begini. Tetapi karena besoknya aku ada keperluan, jadi waktunya pasti terbatas dan tergesa-gesa besok, aku memutuskan untuk ke TP. Nah, akhirnya aku dan suami jam 7 malam berangkat ke TP. Setelah tanya petugas maka kami pun menemukan SIM Corner lantai 1 pojok itu. Dengan langkah tergesa kami menuju ke sana. Dalam pikiranku bertanya, emang bener   buka ? Karena beberapa hari terakhir ini aku ada keperluan ngurus surat. Riwa-riwi ke RT, RW, Kelurahan sampai ke Kecamatan. Untuk mendapat stempel dan tanda tangan, aku ke RT 1 kali, selesai. Ke RW aku datang- yang tutup lah- yang ada  pengajian lah, yang  gak ada Pak RW lah, pak RW pergi lah, dan sampai 6 kali baru selesai. Kemudian ke Kelurahan..mmm berapa kali ya..gak bisa ngitung..sampai lupa saking bolak-baliknya. Kemudian ke Kecamatan..mmm berapa kali ya..1,2,3,4..yah 5 kali datang , baru selesai. Untung lagi aku libur. Jadi gak seberapa capek hati.

Kembali ke ceritaku, sesampai di Sim Corner , ternyata buka. Kami disambut seorang petugas  semacam respsionis begitu. Kami diarahkan. Karena belum ada fotocopy SIM, maka petugas itu yang fotocopykan. Lalu ke kasir bank yang ada di sebelahnya. Biayanya juga gak mahal. Sekitar 100 ribu. Kemudian kami disuruh mengisi data dan data  itu kami serahkan di bagian penerimaan, di sebelahnya juga. Lalu aku difoto – ceklek -, tanda tangan – erek-erek-, terus  jap jempol,  gak sampai 1 menit, aku disuruh cek data...kulihat dataku..benar..., kulihat fotoku.. alamaaak.....aku makin gemuk !  Maka  jadilah SIM ku. Selesai, terimakasih pak, mbak,....(dalam hati ku berkata , petugasnya cantik-cantik). Maka pulanglah kami dengan lega , tak sampai 15 menit di SIM Corner.

Ah, aku memang ndeso.  Jarang-jarang dapat pelayanan masyarakat  canggih begini. Bahkan Tahun baru 1 Januari pelayanan juga buka. Salut aku sama mbak-mbak dan pak-pak tadi. Terus mengapa ya pelayanan masyarakat yang lain, minimal Kelurahan, Kecamatan,  kok gak bisa kayak gitu ? Padahal mereka kan juga sama-sama digaji dari uang rakyat. Seandainya saja pelayanan Kelurahan, Kecamatan bisa juga sampai malam jam 9 kayak SIM Corner tadi, wuih pasti enak deh masyarakat. Jadi gak perlu bolos atau terlambat kerja, juga gak perlu pakai calo-calo surat yang tentu berlipat-lipat ongkosnya.

Ah, kalau aku jadi gubernur aku akan buat peraturan biar para abdi negara kerja sampai 3 shift. Pagi, siang, malam. Gak apa-apa lah. Kan pengabdian masyarakat. Wong mereka digaji rakyat. Rakyat jadi raja donk. Bukan malah dibentak-bentak, disinis-sinis dan dapat perlakuan yang gak simpati saat ngurus surat. Kita kayak pengemis-pengemis stempel dan tanda tangan aja. Wuih.

Ah, kalau aku jadi gubernur, aku akan buat peraturan kayak di minimarket. Petugas harus ramah dan yang tidak menyapa rakyat dengan senyum selamat datang, aku akan kenakan potong gaji...he..he..

Jadi gubernur ?Ah mimpi apa aku ! Layanan masyarakat sampai malam ? Mimpi juga aku. Emang aku hidup dimana? Lupakah aku hidup dimana? Membumilah aku jangan melangit !

Untuk masalah pelayanan Sim Corner, Polisi Emang Hebat. I Love You Mbak Polisi ! Senyum manis terus ya..! Jangan  korupsi ya... !

Kota Pahlawan , Januari 2014.

* Riwa-riwi=wira-wiri = bolak-balik.

Wong = sedangkan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline