Lihat ke Halaman Asli

Salman Guruku

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Entah apa yang harus ku tulis untuk menggambarkan tentangnya. Hanya piringan kenangan yang selalu kuputar dalam layar putih kehidupan. Engkau berjuang tanpa lelah, tenpa keluh kesah, tanapa sebuah keputusasaan. Ku tak kuat untuk melukis kisahmu dalam perihnya kata-kata, karena ku harus berenang dalam air mata ku sendiri.

Kau adalah guru bagiku. Kau ajarkan aku tentang kehidupan, tentang kesedihan, tentang perjuangan, tentang keindahan, tentang sesuatu yang seharusnya kusyukuri. Tanpa keluh kesah kau jalani kehidupan dengan penuh pengobatan dan sebuah aturan. Tanpa tetes air mata kau habiskan waktumu untuk ujian-ujian yang memilukan. Tanpa rasa menyesal kau jalani masa mudamu untuk menahan berbagi cobaan.

Saat orang merasa riang, kau habiskan waktumu dipembaringan. Saat orang merasakan indahnya masa muda, kau hanya melihat dan memendam sebuah rasa. Rasa yang seharusnya kau katakan dan kau ekspresikan.

Sahabatmu adalah do’a, yang kau simpan harap dan keinginan didalamnya. Kau rajut impian dalam syahdunya kehidupan. kau adalah seorang manusia sejati, manusia yang hidup diantara keimanan dan kesabaran. Badai yang datang menerpa tak pernah sekalipun membuatmu goyah. Keyakinan tertancap kuat dalam sanubarimu, sanubari seorang manusia sejati.

Kau adalah penawar disaat aku terluka. Kau adalah pelita pelipur lara. Kau adalah sebuah miniatur manusia surgawi. Kau adalah cambuk dalam keterpurukan. Kau adalah imajinasi dalam dunia pengistirahatan. Kau adalah adikku dan kau adalah guruku.

Salman bukan hanya seorang adik, tetapi ia merupakan guru bagiku. Ia selalu mengajarkan kepadaku tentang kehidupan yang sering aku sia-siakan. Kehidupan yang harus diisi dengan sebuah perjuangan dalam mencapai puncak keabadian. Puncak tersebut hanya bisa didaki oleh seorang yang mempunyai kesabaran dan ketakwaan dalam menjalaninya.

Salman, bila orang melihatnya hanya dari bagian luar saja, mungkin orang-orang akan mengatakan kalau ia adalah manusia yang lemah dan menyedihkan. Tubuhnya kecil dan kurus. Seperti tidak ada daging yang membungkus tulangnya. Yang ada hanyalah selembar kulit tipis. Orang akan mengatakan bahwa ia anak yang lemah. Orang yang akan gampang terserang wabah penyakit. Orang akan mengatakan bahwa ia anak yang tidak mempunyai masa depan yang cerah. Orang akan mengira bahwa ia tidak akan sanggup menjalani kehidupan.

Namun cobalah kita melihat bagian dalam dari seorang salman. Aku akan berkata bahwa ia adalah seorang manusia yang kuat bukan manusia yang lemah. bagiku lemah dan kuatnya seseorang bukan dilihat dari fisiknya. Justru lemah dan kuatnya seseorang dilihat dari jiwannya. Ada orang yang fisiknya gagah, mempunyai tubuh besar, otot disekujur tubuhnya nampak, dadanya bidang dan ia sanggup memikul beban yang beratnya ber-ton-ton. Apalah artinya bila tubuhnya kuat tapi jiwanya rapuh.

Tubuh tak lebih hanya sebagai hiasan atau topeng untuk menutupi kelemahan jiwa.

Memang benar, Salaman sering sakit-sakitan. Tetapi ia tidak memusuhi penyakitnya, bahkan ia bersahabat dengan penyakit yang dideritanya. Kuat dan lemahnya seseorang bukan hanya dilihat dari gampang atau tidaknya ia terserang penyakit, tetapi lemah dan kuatnya seseorang dilihat dari ia menerima dan memperlakukan penyakit yang menyerangnya. Salman tetap sabar dengan cara berikhtiar untuk sembuh. Impian terbesar dalam hidupnya adalah untuk sembuh. Ia terus berjuang tanpa rasa lelah.

Salah besar, jika orang mengatakan bahwa Salman tidak mempunyai masa depan yang cerah. Hari ini adalah gambaran dari hari yang akan datang. Masa depan Salman, masa depan yang sangat cerah, lebih cerah dari masa depan yang ada di dunia ini. Masa depan yang di impikan oleh seluruh umat manusia. Masa depan yang abadi, masa depan di Taman Firadus. Karena Salaman merajut mimpinya dengan benang kesabaran dan jarum perjuangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline