Lihat ke Halaman Asli

Rumahmu Adalah Hatimu

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Suatu saat, ketika aku sedang bercengkrama dengan Paulo Celho lewat sebuah karyannya Alchemist, datang seorang kawan yang baru aku kenal tadi siang, namanya Zahra Medina. Ia menghampiriku, kemudian ia bertanya,

“Upe diamanakah rumahmu?”.

“Ini rumahku, tempat aku beristirahat dari lelahnya hari”. Jawabku sambil menunjuk kea rah hatiku.

Ia tampak heran mendengar jawaban dariku.

“Lantas bagaimana jika aku ingin berkunjung kerumahmu?”. Tanyanya.

“Datang saja, tidak usah sungkan Zahra”

“Maksudku, harus pergi kemana jika aku ingin menemuimu?”

“Ya dating saja kemanapun kau mau, namun jika itu terlalu sulit bagimu, maka biar aku saja yang menemuimu Zahra”

“Memang kau tahu rumahku upe?”

“Rumahmu juga adalah hatimu”

Ia semakin heran, wajahnya pun terlihat seperti orang yang sedang kebingungan. Ah tak apa, paling aku dianggap oleh dia orang gila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline