Lihat ke Halaman Asli

UPDM (B)

Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama)

FKG Universitas Moestopo Kunjungi Anak Berkebutuhan Khusus di RSJ Marzoeki Mahdi

Diperbarui: 6 Juni 2022   09:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumen UPDM (B)

BOGOR - Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) kembali melakukan pengabdian kepada masyarakat melalui kegiatan edukasi dengan tema 'Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak Cerebral Palsy.'

Kegiatan pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan, edukasi dan konsultasi mengenai kesehatan gigi dan mulut khususnya mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak cerebral palsy dan anak berkebutuhan khusus lainnya, orang tua serta pengasuh dilakukan di Rumah Sakit Jiwa dr. H. Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat, pada akhir pekan lalu.

Edukasi ini menurut Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Moestopo, Prof. Dr. drg. Burhanuddin Daeng Pasiga, M.Kes. dilakukan karena anak merupakan masa depan suatu bangsa, dan bangsa yang kuat berawal dari keluarga yang sehat.

"Anak yang sehat harus memiliki gigi dan mulut yang sehat karena merupakan bagian penting kesehatan tubuh secara umum," kata Prof. Burhanuddin.

Foto: Dokumen UPDM (B)

Kesehatan mulut ini makin penting pada anak yang mengalami cerebral palsy. Cerebral palsy merupakan kelainan neuromuskular non progresif yang bersifat permanen pada otak. Kerusakan ini mengakibatkan gangguan aktivitas motorik sehingga otot menjadi lemah, kaku atau paralisis yang bermanifestasi dengan gerakan terbatas, postur tubuh abnormal.

Beberapa manifestasi umum anak cerebral palsy adalah kejang, gangguan menelan, berbicara, pendengaran, dan penglihatan. Karies gigi merupakan masalah kesehatan yang wajib di atasi karena anak cerebral palsy pada umumnya memiliki angka kejadian karies yang lebih tinggi dibandingkan anak normal. Demikian pula penyakit periodontal, maloklusi, atrisi juga turut dialami anak ini.

"Anak cerebral palsy pada umumnya sulit mengunyah dan menelan makanan mengakibatkan makanan menetap dalam mulut dalam waktu lama, selain itu pola diet lunak tinggi karbohidrat turut memperparah rentannya terjadi karies gigi," papar Dr. Witriana Latifa, drg.Sp.KGA saat melakukan edukasi dan mencontohkan alternatif alat peraga sikat gigi.

Foto: Dokumen UPDM (B)

Karena itu, Direktur Rumah Sakit Gigi dan Mulut FKG Moestopo ini menjelaskan bila kondisi dan berbagai keterbatasan anak cerebral palsy membuat mereka sangat bergantung dan mengandalkan orang tua atau pengasuhnya.

"Kita sadar bahwa ini merupakan amanah. Ini merupakan ujian yang wajib kita jalani dengan penuh kesabaran dan dengan adanya pakar-pakar dari FKG Universitas Moestopo, maka kami berharap bisa mengajarkan bagaimana menggosok gigi yang benar," tambah Wakil Dekan 1, Dr. Tjokro Prasetyadi, drg.Sp.Ort.

Penyuluhan dan pemeriksaan pada rongga mulut anak cerebral palsy secara luring sendiri dilakukan berkat kerjasama FKG Universitas Moestopo dengan Yayasan Difabel Action Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline