Lihat ke Halaman Asli

Untung Wahyudi

Penulis Lepas di Beberapa Media Cetak dan Online

Memahami Etika dalam Menuntut Ilmu

Diperbarui: 3 Oktober 2022   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terjemahan Kitab Ta'lim Muta'allim karya Imam Zarnuji

Ilmu adalah bekal setiap manusia untuk menjalani kehidupan di dunia. Tanpa ilmu manusia akan buta terhadap pengetahuan. Tanpa ilmu manusia tidak akan bisa menjalani hidup dengan baik. Karena itu, tidak heran jika dalam sebuah hadis disebutkan bahwa, menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap Muslim atau Muslimah. Setiap anak Adam harus bisa mengisi otaknya dengan ilmu pengetahuan yang kelak bisa membawanya kepada kebaikan. Baik kebaikan untuk dirinya, lebih-lebih bagi orang lain.

Dewasa ini, dengan segala macam kecanggihan yang tersedia, siapa pun bisa belajar. Belajar tidak hanya dilakukan di lembaga sekolah formal, tetapi juga bisa dilakukan di luar sekolah. Karena itu, banyak cara orang mendidik anak-anaknya di zaman modern saat ini.

Namun begitu, setiap pelajar harus bisa memahami etika menuntut ilmu. Belajar juga harus dengan etika, di antaranya dengan menghormati guru, orang yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu kepada kita. Jangan sampai kita bersikap sombong atau memusuhi guru yang telah mengajarkan kita huruf hijaiyah A-Ba-Ta, ilmu Fikih, Akidah, atau ilmu-ilmu umum di sekolah. Bagaimanapun seorang murid harus bisa menghormati orang yang mengajarkan pengetahuan kepadanya.

Kitab Ta'lim Muta'allim yang diterjemahkan dan diterbitkan Pustaka Turos ini menarik untuk dibaca sebagai pedoman dalam belajar serta mengenal berbagai etika menuntut ilmu. Dalam buku ini, kita bisa belajar banyak hal tentang bagaimana menuntut ilmu, menghormati ilmu, atau patuh dan hormat kepada guru.

Ali bin Abi Thalib ra. berkata, "Aku adalah hamba sahaya bagi orang yang telah mengajarkan satu huruf kepadaku. Jika dia menginginkan, maka dia bebas melakukan apapun kepadaku: menjualku, memperbudakku atau memerdekakanku."

Dari perkataan Sayyidina Ali di atas kita bisa memahami bahwa siapa pun harus patuh terhadap orang yang mengajarkan ilmu kepada kita, sekalipun hanya satu huruf. Apalagi ilmu yang diajarkan guru kepada kita tidak terhitung jumlahnya. Ilmu agama, fikih, tauhid, matematika, bahasa inggris, dan disiplin ilmu lainnya.

Dengan begitu, sudah sepantasnya kita menghormati orang yang telah berjasa dalam kehidupan kita. Yakni mereka yang telah membuka pikiran kita dengan aneka ilmu pengetahuan yang begitu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa ilmu yang diajarkan guru, siapa pun tidak akan bisa memecahkan suatu masalah dalam kehidupan ini. Dengan ilmu yang kita kuasai, kita bisa dengan mudah menyelesaikan berbagai problematika kehidupan yang begitu kompleks.

Selain membahas tentang pentingnya menghormati guru, dalam buku ini juga dibahas tentang niat belajar, metode menghafal pelajaran dengan cepat, kesungguhan, ketekunan dan makna cita-cita selama proses menuntut ilmu.

Buku ini begitu bermanfaat bagi kita yang selama ini telah berkecimpung dalam dunia pendidikan, baik sebagai pelajar atau pendidik, guru, atau apa pun namanya. 

Kehadiran buku setebal 373 halaman ini semoga bisa menambah informasi dan referensi tentang pentingnya menuntut ilmu dan memahami seluk-beluk dunia pendidikan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline