Lihat ke Halaman Asli

Untung Sudrajad

Freelancer

Belajar Mencintai Diri Sendiri Untuk Kesehatan Mentalmu

Diperbarui: 14 Februari 2023   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Istilah self love atau mencintai diri sendiri semakin populer menjadi perbincangan dewasa ini, mengingat mencintai diri sendiri merupakan salah satu aspek penting terkait kesehatan, baik fisik maupun mental.

Seringkali kita dituntut oleh lingkungan masyarakat, adat istiadat, atau agama yang kita anut untuk mencintai orang tua, kakak atau adik kita, pasangan hidup kita, anak - anak kita dan bahkan mencintai dan mengsihi sesama hidup kita. Kita sering lupa bahwa diri kita sendiripun membutuhkan cinta, kasih sayang dan perhatian dari orang lain baik itu kerabat atau bahkan oleh diri kita sendiri

Mencintai diri sendiri adalah apresiasi pada diri sendiri, perasaan ini tumbuh dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pertumbuhan fisik, psikologis, dan spiritual. Mencintai diri sendiri berarti kita menghargai kesejahteraan dan kebahagiaan kita sendiri. Mencintai diri sendiri bisa juga diartikan sebagai menyayangi dan menerima segala hal yang ada pada diri kita. Seseorang yang bisa menerima kelebihan dan kekurangan pada dirinya akan lebih mudah untuk mengontrol emosi, saat sedang sedih, marah, dan kecewa.

Tetapi tentunya cinta pada diri sendiri ini tidak boleh berlebihan karena akan terkesan egois atau kadang - kadang terlalu kagum pada diri sendiri dan terkesan narsistik.

Ada beberapa langkah yang dapat kita lakukan dalam rangka mengembangkan rasa self love atau mencintai diri sendiri, antara lain adalah dengan cara :

Berdamai dengan diri sendiri. 

Seringkali kita tidak menyukai diri sendiri, kadang kala kita merasa diri kita tolol, jelek, bertubuh gendut, rambut menipis hampir bothak atau seringkali kita juga menyesali hal -- hal yang kita lakukan karena salah mengambil keputusan atau salah omong kepada teman atau atasan dan sebagainya. Kadang kita berfikir kenapa kita begitu? Kenapa kita mengambil keputusan begitu? Atau mengapa saya ngomong asal nyeplos seperti itu yang mungkin bisa menyebabkan orang lain tersinggung.

Hal itu terasa wajar jika hanya sesekali muncul, mungkin itu sekedar bentuk introspeksi diri untuk merubah diri kearah yang lebih baik, seperti merawat tubuh, merubah penampilan, lebih hati -- hati dalam mengambil keputusan atau berbicara dengan orang lain. Namun jika perasaan sebel pada diri sendiri itu muncul terus menerus dan berlarut -- larut, tentu akan merusak kesehatan, kualitas hidup, relasi dengan teman, atasan dan saudara atau bahkan merusak masa depan kita.

Karena itu kita perlu belajar berdamai dengan diri sendiri sebelum kita bisa berdamai dengan orang lain.

Perlu kita sadari bahwa manusia itu tempatnya salah dan lupa, setiap manusia punya kelebihan dan kekurangan, kekurangan bukan kesalahan, kesalahan bukan kejahatan, kesalahan adalah proses menuju kebenaran. Segala sesuatu yang sudah terjadi seringkali tidak dalam kendalimu, termasuk hal -- hal yang kita anggap buruk atau bodoh, karena pada dasarnya tidak ada seorangpun yang punya niat untuk menjerumuskan atau merugikan diri sendiri.  

Maafkan dirimu atas keputusan bodoh dimasa lalu karena itu adalah keputusan terbaikmu dimasa lalu, tidak perlu menghakimi logika masa lalu kita dengan logika kita masa kini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline