Kehadiran kampung Inggris di Pare ternyata memberikan dampak positif yang sangat luas. Sekarang ini, banyak pelajar dari Pare yang kembali ke daerahnya sendiri untuk menggairahkan geliat Bahasa Inggris bagi warga sekitarnya.
Seperti Kampung Inggris di Yogyakarta bernama Pare Van Yogyakarta, Kampung Inggris di Gunung pati, Semarang. Nah, Kebumen yang hanya sebuah kabupaten pun tidak mau kalah. Sekarang ini sudah berdiri Kampung Inggris Kebumen (KIK) yang beralamat di jalan Jatijajar Km. 2, Desa Jatijajar, Kecamatan Ayah, kabupaten Kebumen. Dari Pasar Demangsari, setelah memasuki gerbang "Selamat Datang di Goa Jatijajar", ambil arah kiri (sudah ada plang penunjuk arah).
Lima hari saya disana sebenarnya sebagai guru pendamping siswa-siswa SD se-kecamatan. Keberadaan Kampung Inggris memberikan dampak besar, tidak hanya bagi pelajar namun juga untuk warga setempat.
KIK berdiri pada tahun 2016. Keberadaan KIK merupakan Program Pemerintah Daerah untuk memberdayakan masyarakat dan meningkatkan pendidikan. Pemda hanya membantu perintisan KIK dan membiayai sarana prasarana, selebihnya KIK dipercaya untuk mandiri dalam pertumbuhan dan pengelolaan.
Tutor-tutor atau pengajar di KIK merupakan warga di daerah sekitar yang terseleksi dan dikirim ke Pare selama 1 tahun, kemudian selama setengah tahun mereka harus praktik mengajar ke berbagai daerah sebelum kembali ke Kebumen. Jadi, total waktu belajar mereka sekitar 1.5 tahun. Kurang lebih terdapat 13 tutor, belum termasuk 4 orang full-timer.
Empat orang full-timer ini bekerja di balik layar. Mereka berasal dari latar belakang yang berbeda, beberapa dari mereka adalah lulusan Univeristas ternama seprti UGM, UNNES, dan UNSOED. Tidak semua merupakan lulusan Bahasa Inggris tapi mereka adalah pegiat bahasa, Bahasa Inggris khususnya.
Belajar Bahasa Inggris di KIK merupakan program wajib dan terstruktur dari Pemerintah Daerah. Hampir setiap hari selalu ada siswa. Mereka sudah menyusun jadwal belajar setiap kecamatan untuk semua jenjang, mulai dari SD-SMA/SMK.
Lama belajar untuk siswa SD adalah 5 hari, sedangkan SMP dan SMA/SMK selama 2 minggu. Tentunya biaya yang harus dikeluarkan berbeda. Untuk siswa SD, setiap anak dikenakan biaya Rp 375.000,00, sudah termasuk biaya kursus, makan, penginapan, dan laundry.
Sedangkan siswa SMP dan SMA/SMK sebesar Rp 875.000,00 dengan fasilitas yang sama (tambahan outbond). Bagi guru pendamping yang lebih dari satu, untuk jenjang SD dikenakan biaya tambahan sebesar Rp 190.000,00 sedangkan pendamping guru SMP dan SMA/SMK dibebankan biaya Rp 600.000,00 per guru. Pada jenjang SD, per kecamatan minimal mengirimkan 10 siswa setiap periode.
Apa yang unik dari Kampung Inggris Kebumen?
Keramahtamahan penduduk sekitar membuat ingin berlama-lama tinggal disana. Suasana desa rasa kota karena sudah banyak berdiri warung-warung yang menyediakan kebutuhan sehari-hari.