Lihat ke Halaman Asli

Mental Mengerikan Orang Indonesia

Diperbarui: 21 Oktober 2015   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, seperti biasa saya datang ke kantor. Agak terlambat beberapa menit, kemudian langsung duduk di kubikel saya.

Kemudian ada salah satu rekan saya, memanggil si ibu yang biasa bersih-bersih kantor, ternyata dia memberi susu kemasan ke si ibu, lalu rekan saya masuk lagi ke ruangannya. Awalnya saya biasa saja, tapi yang membuat saya kaget, adalah saat si ibu menyodorkan susu kemasan yang diberikan rekan saya kepada rekan-rekan saya lainnya, kasarnya si ibu engga mau menerima pemberian susu itu.

Singkat cerita, rekan saya yang memberi si ibu susu itu memang dianggap aneh sama karyawan yang lainnya, saya tidak tahu kebenarannya seperti apa karena saya juga karyawan baru. Dilihat sepintas, rekan saya itu, sebut saja dia Mawar, biasa saja. Saya juga sempat berbincang dengan si Mawar, dan dari tutur bahasanya, dia begitu intelek, mungkin karena dia orang yang berpendidikan, sekolahnya sudah S2, begitu opini saya.

Lucunya, gelar S2-nya si Mawar ini, malah jadi bahan olok-olokan di kantor saya. Si Mawar dibilang aneh, engga jelas, dan engga nyambung kalo diajak ngobrol.

Baiklah, jika memang si Mawar seperti itu adanya, tapi kenapa di saat dia berbuat baik, malah disanggah sedemikian menyakitkan? Hm, saya engga bisa menerka, gimana perasaan si Mawar kalo tau susu pemberiannya malah dilempar sana-sini, karena engga ada yang mau terima. Pathetic ya?

Apa orang Indonesia bermental mengerikan begini semua?

Selalu menganggap orang yang tidak mereka suka itu salah, padahal belum tentu mereka benar. Dari kejadian tersebut, saya jadi semakin sadar kalo mencari orang yang obyektif itu sulit, rata-rata mengedepankan ego dan selalu menganggap dirinya benar, dan lebih pintar. Lalu, kapan Indonesia maju, kalo masyarakatnya masih bermental sok tahu begitu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline