Lihat ke Halaman Asli

UNNES GIAT 3 DESA TANJUNGHARJA

TEAM UNNES GIAT 3 TANJUNGHARJA UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Mahasiswa UNNES Giat 3 Desa Tanjungharja Mengajak Warga untuk Memanfaatkan Sampah plastik Menjadi Ecobrick

Diperbarui: 13 Desember 2022   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Tegal (25/11/2022), Sampah menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang berdampak signifikan dalam keberlangsungan ekosistem dan kehidupan di bumi. 

Pada tahun 2021, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa total sampah nasional mencapai 68,5 juta ton. 

Dari jumlah tersebut, sampah plastik menjadi penyumbang yang paling dominan yaitu sebanyak 17 persen atau sekitar 11,6 juta ton. Salah satu cara mengelola sampah adalah dengan membuat ecobrick. Ecobrick adalah cara mengolah sampah dengan memasukkan sampah plastik ke dalam botol bekas air mineral. Ecobrick dapat mengurangi sampah anorganik, seperti bungkus plastik yang sulit terurai di lingkungan. 

Ecobrick ini sendiri memiliki banyak manfaat, seperti dapat dijadikan sebagai bahan dasar dalam membuat bangunan atau bisa juga untuk membuat furniture seperti kursi dan meja. Pada kesempatan kali ini, mahasiswa Unnes Giat 3 memanfaatkan ecobrick menjadi tulisan nama desa.

Pemanfaatan ecobrick menjadi tulisan nama desa ini dipilih mahasiswa Unnes Giat 3 selain karena Pembuatan ecobrick yang cukup mudah dan dapat dilakukan oleh berbagai kalangan, juga melihat dari belum adanya pengolahan sampah yang baik di desa ini. Sampah masih banyak yang dibuang di sungai maupun di bakar di pekarangan rumah. Dari berbagai aspek tersebut dengan mempertimbangkan dampak yang juga akan terjadi, ecobrick merupakan solusi yang tepat.

Kegiatan diawali dengan edukasi menggunakan media ppt kepada ibu-ibu PKK dan para ketua rw Desa Tanjungharja mengenai materi Ecobrick. 

Materi meliputi penjelasan bahan-bahan dan langkah pembuatan Ecobrick. Alat dan bahan yang dibutukan dalam pembuatan Ecobrick yaitu botol plastik 600 ml, sampah plastik kering, gunting, dan batang kayu. Proses pembuatan Ecobrick meliputi keringkan sampah plastik dan botol plastik yang sudah terkumpul, isi botol plastik dengan sampaj plastik yang sudah kering dan dipadatkan menggunakan batang kayu, isi botol plastik hingga botol menjadi padat, berat minimal untuk botol plastik 600 ml adalah sekitar 200 gram. Ulangi proses hingga jumlah botol Ecobrick yang dibutuhkan terpenuhi.

dokpri

dokpri

Dalam proses pembuatannya, mahasiswa Unnes Giat 3 meminta bantuan di setiap rw untuk membuat satu huruf per rwnya. Selain dapat mempermudah pekerjaan mahasiswa, hal ini juga dapat sebagai pengaplikasian langsung inovasi mahasiswa unnes giat 3 kepada masyarakat Desa Tanjungaharja. Proses pembuatannya memakan waktu kurang lebih satu minggu. Setelah itu, dilakukan pemasangan di depan balai desa Tanjungharja.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline