Lihat ke Halaman Asli

Puding Labu Untuk Cegah Stunting Serta Penambahan Mpasi Untuk Kesehatan Anak, Desa Kiringan, Kec Tulung

Diperbarui: 8 Januari 2025   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa kkn giat 10 pengenalan terhadap stunting serta memberi kepada anggota ibu pkk di desa kiringan 

Dalam artikel ini, dijelaskan bahwa Mahasiswa Universitas Negeri Semarang telah melaksanakan program kerja kelompok yaitu Edukasi Gizi Seimbang Melalui Pemanfaatan Olahan Labu Kuning sebagai Bahan Dasar MPASI untuk Pencegahan Stunting pada Anak Balita/Kelompok (Pendidikan dan Kesehatan). Stunting adalah kondisi yang terjadi akibat kekurangan gizi pada anak dan biasanya dapat dilihat melalui perbandingan tinggi badan anak, khususnya pada balita yang memiliki pertumbuhan tubuh di bawah standar normal. Asupan gizi pada anak sangat krusial pada periode emas atau 1.000 HPK. 

Dampak dari stunting menyebabkan: 

  • Penghambatan pertumbuhan kognitif anak
  • Penyakit tidak menular (PTM)
  • Penurunan produktivitas di usia dewasa 
  • Rendahnya asupan vitamin dan mineral 
  • Kurang keragaman pangan dan sumber protein hewani Asupan gizi pada ibu semasa remaja dan kehamilan 
  • Infeksi pada ibu 
  • Kehamilan remaja 
  • Rendahnya akses pelayanan kesehatan dan sanitasi

Untuk pencegahannya dari stunting, mahasiswa kkn giat 10 UNNES menyarankan 3 hal yaitu Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama dan MPASI saat bayi mencapai usia enam bulan, Perbanyak makan makanan bergizi yang berasal konsumsi sayur dan buah lokal sejak dalam kandungan, Pasangan membekali diri dengan pemahaman mendalam tentang stunting. lalu untuk makanan alternatif pencegah stunting yaitu telur, ikan, Ayam, Tahu, Tempe, Alpukat, Jeruk, Wortel, Bayam, Brokoli, Kacang-kacangan, Daun Kelor, dan Labu kuning

Kandungan Labu Kuning untuk peningkatan Mpasi serta mengurangi stunting pada balita

Puding labu kuning juga memiliki tekstur yang lembut, sehingga mudah dicerna oleh sistem pencernaan anak balita yang masih berkembang. Selain itu, rasa manis alami dari labu kuning menjadikan puding ini disukai oleh anak-anak, sehingga mempermudah orang tua untuk memperkenalkan makanan sehat yang bernutrisi. Kandungan serat dalam puding ini juga dapat membantu menjaga kesehatan pencernaan balita.

Pudding labu kuning ini tidak hanya memberikan manfaat gizi dari labu, tetapi juga meningkatkan asupan cairan balita karena kandungan air yang tinggi dalam pudding. Selain itu, kandungan serat dalam labu kuning membantu mencegah masalah pencernaan seperti sembelit, yang sering dialami oleh balita. Pudding ini juga menjadi solusi praktis bagi orang tua yang ingin memberikan makanan sehat namun tetap disukai anak, karena teksturnya yang lembut dan rasanya yang manis alami.

Sebagai upaya pencegahan stunting, pudding labu kuning dapat disajikan secara rutin sebagai camilan atau menu tambahan dalam pola makan balita. Variasi penyajian juga dapat dilakukan, misalnya dengan menambahkan buah-buahan seperti pisang atau apel yang dihaluskan untuk menambah cita rasa dan kandungan vitamin. Penting juga untuk memberikan edukasi kepada para ibu tentang pentingnya MPASI yang seimbang dan bergizi, sehingga konsumsi pudding labu kuning ini menjadi bagian dari pola makan yang terencana untuk mendukung pertumbuhan optimal anak.

Penjelasan detail tentang Bahaya nya stunting pada anak usia Balita

Melalui inovasi sederhana seperti pudding labu kuning, masyarakat dapat berkontribusi dalam mencegah stunting secara efektif. Langkah ini juga memanfaatkan potensi bahan pangan lokal yang murah dan mudah diakses, sehingga dapat diterapkan secara luas di berbagai lapisan masyarakat. Dengan dukungan edukasi dan praktik yang konsisten, pemberian MPASI bergizi seperti pudding labu kuning ini diharapkan mampu membantu anak-anak balita mencapai pertumbuhan yang optimal dan mencegah risiko stunting di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline