Pagi itu, Sabtu, 10 Desember 2016, sekitar pukul 07.30 WIB saya bersama empat orang teman blogger dari Tanjungpinang, sampai di Kampung Bugis, Tanjunguban, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau. Di pinggir jalan sudah terpasang banyak umbul-umbul dengan tulisan Pertamina. Sejumlah mobil juga parkir. Tujuan kami ke tepi Pantai Kampung Bugis yang berjarak sekitar 50 meter dari pinggir jalan utama.
Ada 3 spanduk di kiri kanan dan bagian atas jalan masuk ke pantai tersebut, bertulisan nama kegiatan yang akan kami ikuti " Pemberdayaan Pesisir dan Pembersihan Pantai" . Ya, hari itu kami ke pantai itu dalam rangka ikut berpartisipasi bersama sekitar 1000 orang yang terdiri dari warga, pelajar, komunitas masyarakat, aparat pemerintah dan TNI/Polri dalam kegiatan Pemberdayaan dan Pembersihan Pantai Kampung Nelayan serentak di 5 kota di kegiatan operasi Pertamina, salah satunya Pantai Kampung Bugis, yang berdekatan dengan wilayah operasi PT. Pertamina di Tanjunguban.
Kegiatan yang juga dalam rangka HUT ke 59 PT. Pertamina (persero) yang bekerjasama dengan media Kompas itu juga dilakukan serentak di empat kota lain di hari itu yakni :
1. Cilacap di Pantai Teluk Penyu
2. Balikpapan di Kampung Atas Air dan Pantai Manggar,
3. Balongan di Pantai Karangsong Indramayu
4. Banyuwangi di Pantai Watu Dodol
Selain itu umbul-umbul lainnya juga meriah terpasang makin menyemarakan pagi itu. Ada sebuah bus yang masuk dan membawa rombongan orang PT. Pertamina. Seperti biasa jiwa narsis muncul dan ada yang berfoto di dekat spanduk kegiatan. Kami menuju lokasi acara yang sudah ramai peserta. Ada beberapa tenda yang diperuntukan untuk masing-masing tugas panitia. Ada untuk pendaftaran, pengambilan doorprize, pengambilan baju, pengambilan konsumsi untuk sarapan.
Selain itu juga ada tenda stand pameran hasil kerajinan masyarakat yang berhubungan dengan kelautan dan perikanan, tenda undangan dan peserta. Stand pameran lebih menarik hati saya, melihat hasil kerajinan bunga dan bros dari sisik ikan. Kagum melihat hasil keterampilan kaum ibu di kelompok usaha tersebut dan saya berinisiatif membeli sebuah bros dari sisik ikan seharga Rp 5 ribu.
Sebuah bus kembali masuk dan itu ternyata teman-teman dari Batam. Kami bergabung untuk mengisi daftar hadir dan ambil jatah sarapan yang disediakan. Mba Rika PIC Pertamina Tanjunguban juga bergabung dengan kami untuk saling kenalan, karena sebelumnya hanya ngobrol via WA.
Usai sarapan kami berpencar mencari objek-objek foto di sekitar pantai. Mata saya lebih menyorot kondisi pantai yang penuh sampah, khususnya sampah dari laut, seperti tanaman laut yang dibawa angin ke pantai. Sedangkan sampah plastik juga ada. Hmm..benar-benar mengganggu keindahan dan tidak sedap di pandang. Padahal jika dilihat pantai ini lokasinya strategis, sangat dekat dengan jalan, dekat dengan pemukiman warga dan Kantor Lurah Tanjunguban Utara.