Lihat ke Halaman Asli

Seminar 100% Indonesia di Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Membangkitkan Semangat Berwirausaha

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1335510283995127851

Kita sering melihat beberapa iklan di televisi tentang anjuran untuk memakai produk-produk dalam negeri. Namun sesungguhnya pengandaian besar apa yang ada di balik anjuran-anjuran pemakaian produk-produk dalam negeri?

Pagi itu, Sabtu, 21 April 2012 terlihat para mahasiswa berbondong-bondong menghadiri Seminar yang diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJ). Seminar dengan tema 100% Indonesia tersebut, pada dasarnya memang ingin mendorong atau memberikan inspirasi kepada para mahasiswa untuk menjadi investor di Negara sendiri. Artinya, dengan menjadi investor di Negara sendiri itu berarti turut mengembangkan perekonomian Negara. Christine, selaku Ketua Panitia, dalam sambutannya menyebut cara paling sederhana menjadi investor dalam negeri ini adalah dengan membeli produk-produk dalam negeri.

Lebih lanjut, seminar ini dipandu oleh Yan Wellian, dosen di Fakultas Bisnis, dengan memberikan sedikit pengantar sebelum menampilkan para nara sumber. Yan Wellian, dalam pengantarnya mengawali pengantarnya dengan menampilkan jumlah total penduduk Indonesia. Lebih lanjut, berpijak dari data mengenai jumlah total penduduk Indonesia, beliau menegaskan dengan demikian peluang bisnis atau menjadi wiraswasta sangatlah terbuka lebar. Besarnya jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus juga dengan besarnya peluang bisnis yang terbuka, asalkan seseorang punya niat dan pandai melihat peluang.

Yan Wellian juga menyebut Indonesia sebagai “Surga Dunia”. Artinya, Indonesia merupakan wilayah yang tanahnya sangat subur. Berbagai macam jenis tumbuhan dapat memungkinkan untuk tumbuh subur di dalamnya. Dengan demikian, kondisi geografis yang subur itu juga menjadi sebuah peluang yang bisa dimanfaatkan.Lebih dalam, bagi Yan Wellian, ada lima unsur yang perlu diperhatikan dalam usaha mewujudkan bisnis, antara lain: uang, keahlian, alat, bahan baku, dan sistem. Yan Wellian kemudian menutup pengantarnya dengan memberikan pertanyaan tantangan “apakah kita mau menjadi penonton atau pelaku dalam berbisnis?” menjadi pelaku tentu adalah sebuah masukan yang utama.

Seminar kemudian dilanjutkan dengan menampilkan dua narasumber contoh para pelaku atau actor kegiatan bisnis atau wiraswasta. Ada dua contoh pelaku bisnis yang ditampilkan dalam seminar ini. Pertama, sebuah Home Industry yang bernama Jovi’s Collection. Usaha ini dimiliki oleh Ibu Nurul dan suaminya. Secara umum, kegiatan bisnis yang dilakukan pemiliknya cukup kreatif dan sungguh melihat peluang. Lebih lanjut, usaha ini merupakan kegiatan bisnis membuat kerajinan sepatu dan sandal yang berbahan dasar limbah pabrik kulit. Artinya, memanfaatkan limbah pabrik kulit untuk dibentuk menjadi sandal dan sepatu yang mempunyai kualitas hampir sama dengan buatan pabrik, namun dijual dengan harga yang lebih murah.

Pelaku bisnis kedua menampilkan salah satu mahasiswa Fakultas Bisnis yang sudah mulai merintis kegiatan bisnis. Jeffry, begitu ia akrab disapa, adalah pemimpin usaha bisnis Herbal Tea yang dirintisnya dengan beberapa teman-teman se-Jurusannya. Ide bisnis Herbal Tea tersebut memang berawal dari sebuah perlombaan yang diadakan Himpunan Mahasiswa Jurusan Manajemen (HMJM), namun kemudian ia dan teman-temannya ingin melanjutkan bisnis tersebut.

Pada intinya, semangat dan inspirasi dari para pelaku bisnis itulah yang ingin ditularkan kepada para peserta seminar yang hadir. Logikanya, mencintai Indonesia salah satunya dapat diwujudkan dengan mencintai produk dalam negeri. Kemudian dengan dicintainya produk dalam negeri, peluang bisnis wiraswata semakin besar. Bukan hanya menjadi penonton atau penikmat, namun menjadi pelaku bisnis. Ayo berlomba-lomba menjadi pelaku bisnis!!! (Kristo)

Website Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya KLIK www.wima.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline