Universitas Ahmad Dahlan (UAD) sukses menyelenggarakan penyuluhan inovatif tentang pembuatan pupuk kompos dari sampah organik rumah tangga menggunakan teknologi EM4 (effective microorganisms). Kegiatan ini dilaksanakan pada pertengahan November hingga pertengahan Desember. Tujuan diadakannya kegiatan untuk meningkatkan kesadaran warga terhadap pengelolaan sampah yang ramah lingkungan sekaligus upaya menciptakan pupuk organik secara mandiri.
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Periode Alternatif ke-97 Unit V.B1Penyuluhan yang dilaksanakan di RT 05, Ngebel, Tamantirto, Kasihan, Bantul, mengundang antusiasme tinggi dari puluhan warga yang hadir. Dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN memberikan panduan praktis melalui demonstrasi langkah-langkah pembuatan pupuk kompos menggunakan bahan-bahan sederhana, seperti sisa dapur, sampah daun, dan EM4. Sebagai tindak lanjut penyuluhan, tiap rumah mendapatkan ember khusus untuk memisahkan sampah organik yang akan diolah menjadi pupuk.
Mahasiswa KKN bersama warga setempat berkolaborasi penuh dalam seluruh proses pembuatan pupuk, mulai dari pengumpulan sampah pencampuran EM4 dan molase serta pengadukan rutin tiap pekan. Proses fermentasi berlangsung selama satu bulan hingga menghasilkan pupuk organik siap pakai. Hasil kegiatan ini disambut baik, warga memperoleh pengetahuan baru sekaligus solusi praktis untuk pengelolaan sampah.
Fitri, salah satu warga setempat mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. "Terima kasih untuk Mbak dan Mas KKN, kami merasa terbantu dengan adanya pelatihan ini. Setiap hari kami selalu menghasilkan limbah rumah tangga yang hanya terbuang sia-sia ke dalam tong sampah. Melalui kegiatan ini, kami akan berupaya mengolah limbah rumah tangga yang kami hasilkan," terangnya.
Program tersebut menjadi salah satu program unggulan KKN Alternatif UAD Unit V.B1, dengan fokus menciptakan desa yang ramah lingkungan dan mandiri dalam pengelolaan sampah. Diharapkan dengan adanya inisiatif ini, memberikan dampak positif jangka panjang, baik bagi kelestarian lingkungan maupun perekonomian masyarakat setempat. (Elk/Lus)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H