Universitas Ahmad Dahlan (UAD) meraih juara harapan I di Pekan Ilmiah Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah Tingkat Nasional (PIMTANAS) 2024.
Apa jadinya jika tulang ceker ayam yang sering dianggap limbah disulap menjadi masker wajah yang kaya manfaat? Inilah gagasan brilian yang membawa tim Program Studi Bisnis Jasa Makanan (BISMA) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB)Dipimpin oleh Tsabitah Hanun Nur A, beranggotakan Fayyadl Faishal, Gita Novita Ramdani, Vivi Ikromatun Nisa', dan Faiza Fatih Izzana, ide ini tidak muncul begitu saja. Justru lahir dari momen yang tak terduga yaitu pada saat kegiatan pengabdian masyarakat di Sewon Utara pada akhir 2023 lalu. "Kami waktu itu sedang belajar mengolah karkas ayam, termasuk ceker dan tulangnya. Di tengah kesibukan, teman saya tiba-tiba usul, 'Kenapa nggak bikin masker dari tulang ceker ayam? Kan, banyak kolagennya'," kenang Tsabitah saat diwawancarai pada 26 November 2024. Dengan pemikiran sederhana, Tsabitah pun mengiyakan ide tersebut, tanpa membayangkan akan sejauh ini perjalanannya.
Akan tetapi, perjalanan menuju PIMTANAS tidak mudah. Bahkan, sejak awal, Tsabitah sempat bingung apa itu Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). "Saya sebenarnya diajak teman untuk ikut PKM ini, tetapi malah teman yang mengajak tidak jadi bergabung karena masalah tim," ujarnya.
Tantangan semakin terasa saat persiapan lomba dimulai. Komunikasi di grup sering terhambat, beberapa anggota sibuk dengan jadwal pribadi yang padat, hingga latihan yang batal di hari terakhir karena kendala kehadiran. Saat hari H, ujian lain muncul---dari kamera dan mikrofon yang bermasalah hingga laptop yang tiba-tiba eror, memaksa tim mengandalkan kreativitas dan kekompakan mereka di menit-menit terakhir.
Meski banyak kendala, pengalaman ini justru memperkuat tim. "Kami belajar untuk lebih responsif, berbagi tugas, dan saling mendukung. Ini bukan hanya soal menang, tetapi bagaimana kami tumbuh sebagai tim," kata Tsabitah.
Inovasi masker tulang ceker ayam yang mereka kembangkan, bernama Clawbone, tidak hanya menarik perhatian juri tetapi juga membuka peluang bisnis baru. Tsabitah mengungkapkan rencana pengembangan produk ini ke depan. "Kami akan menjualnya dalam bentuk minuman kolagen dan bubuk tulang ceker sebagai Makanan Pendamping Air Susu Ibu. Selain itu, kami ingin memperkuat manajemen tim dan sumber daya manusia agar bisa melangkah lebih jauh," jelasnya penuh semangat.
Pengalaman di PIMTANAS juga memberikan motivasi baru. "Melihat antusiasme peserta lain dari berbagai universitas, membuat kami sadar bahwa kami harus terus berusaha lebih baik. Ini benar-benar menginspirasi," tambahnya. Tim BISMA FEB UAD menunjukkan bahwa ide kreatif yang digarap dengan kesungguhan bisa menjadi awal dari prestasi besar. (eka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H