Lihat ke Halaman Asli

Universitas Ahmad Dahlan

Perguruan Tinggi Muhammadiyah

Menilik Rumah Pilah Sampah di Perumahan Pringgading Permai

Diperbarui: 17 Oktober 2023   08:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tim Dahlan Muda Mengabdi IMM FTI UAD bersama warga perumahan Pringgading Permai membuat rumah pengelola sampah organik (Foto: Humas UAD) 

Tim Dahlan Muda Mengabdi (DMM) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Fakultas Teknik Industri Universitas Ahmad Dahlan (IMM FTI UAD) bersama warga perumahan Pringgading Permai adakan kerja bakti dan pengolahan sampah organik pada Minggu, 24 September 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk memulai program rumah pilah sampah dan integrated farming berkelanjutan.

Taufik Hermawan, Ketua RT 05 Perumahan Pringgading Permai, menyatakan bahwa antusiasme warga dalam pembangunan rumah pilah sampah sangat tinggi. Hal ini didorong oleh keinginan warga untuk menjalankan program sedekah sampah bisa berjalan lancar, sehingga sampah tidak lagi menumpuk karena terlalu lama disimpan di rumah.

"Dengan adanya rumah pilah sampah yang memiliki ukuran 4 x 6 meter ini sudah cukup untuk menampung dan memilah sampah dari 80 kepala keluarga di perumahan ini. Semoga, program Dahlan Muda dalam membangun rumah pilah sampah dapat selesai dengan cepat," tambah Ketua RT yang akrab disapa Wawan.

Lebih lanjut, Laela selaku Ketua tim menjelaskan. "Progres rumah pilah sampah pada kerja bakti ini masih dalam tahap pembuatan fondasi dan penyusunan tembok setinggi setengah meter. Setelah itu, baru akan dipasang atap dan paranet agar lebih maksimal,".

Selagi menunggu rampung pembangunan, tim DMM UAD dan warga telah aktif melakukan pengolahan sampah organik di samping masjid Al-Amin. "Dalam pengolahan sampah organik ini, kami belajar dari Pak Wawan dan juga belajar dari Pak Danang. Di mana, Beliau sudah menjalankan program ini selama kurang waktu 7 bulan bersamaan dengan program sedekah sampah. Meskipun begitu, kompos yang dihasilkan masih belum mencapai tingkat optimal yang layak untuk digunakan atau dijual. Oleh karena itu, ini menjadi tantangan bagi kami untuk meningkatkan efisiensi dalam pengolahan sampah tersebut," jelas Laela.

Dalam pembuatan kompos, Danang menjelaskan dalam pengolahan sampah itu dilakukan dengan cara memindahkan isi sampah organik yang sudah didiamkan dalam tong sampah selama seminggu ke tong sampah lainnya.

"Kegiatan ini sendiri dilakukan setiap minggu untuk menghasilkan air lindi, yang nantinya dapat digunakan sebagai eco lindi setelah melalui beberapa tahap. Eco lindi ini berfungsi mirip dengan EM4 untuk menghilangkan bau tidak sedap dari sampah. Oleh karena itu, cairan EM4 selalu disemprotkan dalam setiap proses fermentasi. Semoga kegiatan ini dapat konsisten dilaksanakan demi terwujudnya Perumahan Pringgading dengan sistem pengelolaan sampah mandiri," jelas Danang. (Ghts/Doc)

uad.ac.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline