Lihat ke Halaman Asli

Wasiat Seorang Petani

Diperbarui: 23 Juni 2015   21:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seorang petani di atas pembaringannya
kembang-kempis nafasnya
digenggam lengan putranya
membuka suara

Anakku,
teruslah menanam
meski hujan yang diimpikan tak kunjung
berdatangan
percayalah ia adalah akhir dari hamparan
kekeringan

Anakku,
teruslah menanam
biarpun hama selalu mengintai
rumput-rumput menjajah padi
keberadaan hama hanyalah pertanyaan
sedang dalam penyuciannya terkandung
jawaban

Anakku
teruslah menanam
musim panen dan gagalnya sama saja
sedang menanam itulah tujuan dan
lumbung dari semua petikan bahagia

Anakku
wakafkan usiamu untuk menanam
tebarkan benih
pupuk dan sirami tiap hari
sampai nafas tiba-tiba berhenti
dan indah sekuntum bunga senyum
merekah di senja sunyi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline