Lihat ke Halaman Asli

Dari Politik Sampai Keripik

Diperbarui: 5 Desember 2015   21:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumpa lagi dengan Raka Okre...

Apa persamaan politik VS keripik? Jika dimakan sama-sama berisiknya...hahaha

Banyak informasi yang beredar akhir pekan ini menyajikan menu politik dengan chef yang berbeda.
Racikan, pengolahan sampai penyajiannya pun cukup atraktif sehingga siapapun itu ingin mendapatkannya.
Itulah potret kecil dari mereka yang kenyang hanya dengan politik.Lalu bagaimana dengan keripik?
Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang menjadikan keragaman bahan baku keripik. Hampir ditiap wilayah Indonesia memiliki camilan atau panganan keripik dengan ciri khas serta keunikan rasa sebagai identitas tempat tersebut. Para pelaku usaha, baik itu; perorangan, rumah-tangga, UKM, menengah, jasa maklun (OEM) bahkan pabrikan saat ini giat memproduksi makanan jenis ini. Terbukti saat pameran internasional di JI Expo Kemayoran selama tahun 2015 ini, keripik menjadi primadona.

Pertanyaan lainnya, apa mungkin keripik dapat dijadikan alat politik kenapa tidak dilakukan? Semuanya mungkin, jika mau dilakukan...Contoh konkrit ya camilan ini, mungkin bisa dijadikan duta kuliner di negara-negara tetangga. Dengan varian rasa orisinil, kemasan yang unik dan layak, desain atraktif serta lulus uji standarisasi makanan minuman internasional tentunya dapat dengan mudah masuk di modern market negara tetangga.

Memang tidak dapat dipungkiri, Indonesia demam tren ATM (Adopsi, Tiru, Modifikasi). Sementara yang orisinil rasionya masih sangat kecil, alasan utama "keterbatasan modal, waktu, produksi, dan lain sebagainya." Juga teknik pendampingan yang boleh dibilang sudah tidak lagi up-to date. Jika masih berkutat pada kendala ya selamanya terkendala, mari bersama-sama mencari solusi dan berkoalisi, mungkin bapak-bapak di jalan merdeka utara dapat membuat formula yang efektif; regulasi yang jelas, penunjukan bank yang bermitra dengan pelaku usaha dengan memberikan modal usaha kredit bunga ringan, penunjukan pihak ketiga yang bermitra dengan pemerintah dan pelaku usaha untuk pengadaan kemasan, mesin, dan lain sebagainya, pendampingan, serta aktif mempromosikan ke negara pembeli (investor) dalam tiap ajang pameran di Indonesia maupun internasional, serta bonus yang menjanjikan bagi pelaku usaha yang melakukan eksport, seperti refund tax, dll...ayo Indonesia, saatnya beraksi: politik dan keripik sama-sama asyik.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline