Lihat ke Halaman Asli

Serikat Pekerja adalah Kekuatan Bargaining Pekerja

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mungkin dari anda sudah menonton film ini. Film klasik dengan judul Norma Rae, dibuat oleh sineas Amerika pada tahun 1979. Cerita perjuangan buruh upah minimum yang bernama Norma Rae. Dia bekerja di pabrik kapas yang memiliki kondisi-kondisi kerja yang mengabaikan kesehatan para buruhnya. Awalnya dia mengabaikan hal ini karena kebutuhan akan biaya hidup dan kondisi dirinya mengharuskan dia bekerja pada pabrik tersebut, tetapi setelah dia mendengarkan ceramah dari Reuben Warshowsky, seorang organizer serikat buruh dari New York, cara pandang dia menjadi berubah dan berusaha untuk membuat tempat kerja memiliki serikat buruh. Tentunya usaha-usaha ini tidaklah mudah, ancaman ditempat kerja dan tekanan emosional dari suami yang mengatakan dia tidak memiliki cukup waktu untuk berada dirumah menimbulkan konflik tersendiri. Tetapi tekanan-tekanan tersebut tidaklah menyurutkan niatnya dan berani menghadapi situasi konfrontasi itu. Dia sendirian saja, tidak ada yang mendukung perjuangan untuk memperbaiki tempat kerja tetapi dia tidak gentar. Saya sudah lupa seluruh jalan cerita dalam film ini tetapi ada satu hal yang menarik dan inti dari cerita ini bahwa buruh sebenarnya adalah “pemilik dan pengendali” pabrik, ketika semua mesin dimatikan oleh buruh apa yang bisa dilakukan oleh pengusaha? Tidak ada, kecuali menuruti tuntutan buruhnya. Dengan emosinya dia menulis pada kertas UNION (Serikat Buruh), lalu berdiri diatas meja kerjanya dan memutarkan tulisannya, para teman memandangi dirinya untuk memahami apa yang ingin dia sampaikan dan satu persatu dari teman buruhnya menghentikan mesin pemintal dan pabrik menjadi sunyi dari suara mesin! Melalui tindaknya tersebut Norma Rae secara sukses telah membidani lahirnya serikat buruh di pabrik itu. Apa maksud saya menampilkan foto Norma Rae ini? Dari awal saya terlibat dalam gerakan buruh foto ini telah memberikan inspirasi dan juga saya menyukai permainan aktris Sally Field. Karena perannya ini dia diganjar Academic Award sebagai pemain utama terbaik. Disamping itu juga film ini adalah kisah nyata berdasarkan cerita hidup  Crystal Lee Sutton, buruh industri tekstil di Roanoke Rapids, Carolina Utara, Amerika Serikat. Walau ceritanya sama tetapi akhirnya cerita berbeda, dia dipecat dari tempat kerja tetapi pabrik dimana dia bekerja menjadi berserikat. Dan setelah dia tidak bekerja di pabrik, dia direkrut dan bekerja untuk serikat buruh. [caption id="" align="alignnone" width="174" caption="Crystal Lee Sutton, "][/caption] Situasi Crystal Lee Sutton ini lebih nyata, bahwa ancaman pemecatan menjadi nyata atas peristiwa untuk memperbaiki tempat kerja. Maka tidaklah mudah menumbuhkan para aktifis buruh yang berani ditempat kerja, terlebih lagi dia buruh perempuan, tetapi bukan berarti semua tidak berani karena mereka yang berani juga banyak. Tetapi buruh sebagai gerakan massa memberikan kekuatan bargaining dan bersama serikat buruhnya melakukan transformasi perubahan dan perbaikan kondisi dan syarat kerja. Ada perkataan Crystal yang saya dapatkan dari seorang teman pada wawancara Kampanye Keadilan yang dia lakukan “ dibutuhkan keberanian buruh dan serikat buruh yang kuat untuk menyuarakan keadilan tidak saja ditempat kerja tetapi dimana-mana, karena penindasan pada satu tempat kerja dan buruh akan berimbas pada penindasan lainnya” Indah Budiarti

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline