Lihat ke Halaman Asli

Uning Musthofiyah

An education enthusiast

Serangan Covid-19 Datang, Mari Kita Proteksi Jiwa dan Raga!

Diperbarui: 21 April 2020   03:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Credit image to https://theprestonhub.co.uk/

Dampak Covid 19 bukan hanya fisik saja tapi juga mental,  tidak hanya kekhawatiran akan terjadinya PHK, hilangnya pendapatan, sekaligus tagihan kredit yang semakin mencekam.

Di beberapa situs berita luar negeri mulai membahas fenomena peningkatan kasus kekerasan dalam rumah tangga dan stress rumah tangga. Terjadinya isolasi diri,  social distancing dan karantina diri memang dapat mengakibatkan kerentanan terhadap depresi. Tapi mau gimana lagi? Situasi ini tidak terelakkan? Yang bisa dilakukan ya.... Proteksi Jiwa dan Raga!

Mengurangi kontak fisik satu sama lain, menghabiskan banyak waktu di rumah, apalagi menghadapi kenyataan bahwa lebaran tahun ini tidak bisa mudik, bertemu dan makan kue lebaran bersama keluarga besar membuat  rasa kesendirian semakin mencambuk.

Seandainya nanti terbebas dari Wabah Covid 19, jalan panjang masih terbentang dalam penyembuhan rasa trauma itu, seperti yang dirasakan penduduk Wuhan, China saat ini.

Tiba-tiba mulai banyak orang yang merasakan pusing, leher tegang, gangguan gastritis, kurang tidur,  selera makan berkurang, lemas, kesedihan yang berkepanjangan, nangis terus menerus, susah konsentrasi, dan mudah tersinggung. Itu semua akibat kekhawatiran dan tekanan dari pikiran. Sebelum Covid 19 benar-benar menyerang, pikiran kita sudah menyerang kita terlebih dulu!

Masih mending orang-orang yang harus self quarantine  tinggal bersama keluarga yang dicintai. Bagaimana dengan orang-orang seperti Liz Hoggard? Seorang kontributor situs populer dailymail yang harus tinggal sendiri di usia 50-an di apartemen London hanya bersama dua kucingnya,  hampir 1,5 bulan berada di rumah dan tanpa bertemu dengan orang lain. Dia merasakan kesepian dan kesendirian yang luar biasa.

Bagi seorang introvert, tidak menjadi masalah untuk tinggal di rumah dalam jangka waktu lama tanpa berinteraksi dengan orang lain, mereka punya banyak cara untuk asyik sendiri, tapi bagaimana dengan orang-orang ekstrovert yang senang  bergaul, berkumpul, berinteraksi dengan orang lain, bagi mereka ini adalah tantangan yang luar biasa!

Ini adalah masa terberat untuk kita, umat manusia sedunia. We Shall Overcome...!!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline