Lihat ke Halaman Asli

Feby

Diperbarui: 2 Desember 2016   08:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    Jreng..... jreng..... “if this is my last night with you, hold me like i’m more than just a friend. Give me a memory i can use, take me by the hand while we do what lover do, it matters how this ends. Cause what if never love again?” lirik all i ask yang selalu Feby senandungkan ketika ada gitar bersandar sendiri seakan ingin Feby petik lalu diiringi nada-nada yang keluar dari kepakan bibir Feby. Sosok Feby bukanlah tipe remaja yang mudah luntur akan usahanya, dia memilliki ambisi yang tinggi atas apa yang di tuju, tingginya hanya sekitar 155cm, untuk style penampilannyapun sederhana, gaya rambutnya tak tampak karna setiap waktunya terbalut oleh kain, dan disisi lain kelebihan yang dimiliki sampai kawan terdekatnya memanggilnya “ciwis” maksudnya cerewet abis.

Tak jauh pendidikan yang masih baru saja menginjak semester tiga tahun ini disalah satu perguruan tinggi yang tak begitu bergengsi di jawa timur, tapi cita-cita yang tinggi untuk membahagiakan kedua orang tua yang saat ini juga masih berjuang mencari materi agar Feby bisa terus berkembang dalam dunia pendidikan seperti harapan-harapan yang telah ada. Dengan dukungan tinggi dari orang tua, Feby mampu melewati rintangan apa saja yang hadir disetiap langkah untuk menembus masa depannya entah kendala dalam perkuliahan, teman dan yang paling membosankan namun menantang adalah masalah hati yang tak pernah ada habisnya.

Kebahagiaan bagi Feby adalah disaat mampu membuat orang lain merasa ada akan terciptanya diri Feby sendiri, dan kesedihan bagi Feby adalah ketika tak lagi dianggapnya ada. Cukup sederhana untuk hal itu dengan bersikap selalu meminta maaf terlebih dahulu tak akan ternilai hina melainkan akan begitu tidak mulia jika masih berharap mereka-mereka yang meminta maaf. Dan cerita berakhir sampai disini, tenang saja semua belum berakhir coretan tadi hanya sedikit sejarah dari Feby.

------------------

“oke, fix you” kata itu tak pernah ternilai mapan dalam diri Feby, kata itu membuat sesuatu yang telah lalu, yang telah diusahakan ternilai rendah bahkan tidak ada sama sekali karena perlu dan perlu diubah dan harus direvisi lagi, jika demikian apa yang telah ada masih saja buruk tak tampak akan kebaikan yang ada. Jengkel terbesit saat kata itu terlontar entah melaui media lebih-lebih jika menggelegar langsung ditelinganya waww, its ammazing but, tak peduli akan apa yang terdengar keharusan saat keadaan seperti itu adalah perubahan karena didunia ini tidak ada yang kekal kecuali sebuah perubahan kata dosen filsafat umum seperti itu.

Dalam setiap apa yang akan diubah tidak akan mudah seperti membalik telapak tangan, tak mudah seperti menyeduh kopi disatnihgt bersama gebetan. Semua itu butuh usaha yang terus menerus harus terlakasana tidak dengan selang waktu seminggu, sebulan, setahunpun bukan batasan yang pasti karena yang akan dibangun adalah keyakinan dan kepercayaan bukan membagun gedung atau istana dalam hayalan melainkan sederhananya membangun gubuk dalam kenyataan.

Penguat yang terus mengalir dalam nadi adalah kebijakan pencipta yang mengatakan “setiap lika-liku akan diperuntukkan hanya kepada mereka-mereka yang mampu” dari kalimat tersebut tergugah akan dahsyatnya ambisi bahwa apa yang perlu dibenahi wajib dibenahi secepat mungkin jika ditanya sampai kapan? Jawabannya adalah sampai tidak ada lagi cerita yang tuhan peruntukan.

-----------------

“Feby?” “Hikam”

“maba?” “may be”

sampai pada kata itu tiba-tiba sosok lelaki tak diharap kehadirannya pergi dan tak berkata sedikitpun. “Feby...” mengejutkan, dari nada yang serak, merusak gendang, sampai pada tingkatan nada DO tinggi yang terasa menyakitkan sekali untuk didengar karena begitu keras sekawan memanggil dari arah yang lain berlari untuk menghampiri dan disambut dengan senyum bahagia dipagi itu. “tadi siapa Feb?” nyeletuk si cungkring (ika) dengan wajah yang menampakan ingin membuli kawan sebayanya. “nah, yakin nih hati bakal ditanya begituan”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline