Lihat ke Halaman Asli

Ummu el Hakim

TERVERIFIKASI

Hanya seorang emak biasa

Penerimaan Rapor Secara Drive Thru, Sebuah Perubahan Tertata dalam Bingkai Kebersamaan

Diperbarui: 19 Juni 2020   16:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi penerimaan rapor secara Drive Thru. Sumber: dokumentasi Bu Ika

Hari ini jadwal penerimaan rapor tiba. Seluruh siswa masih tetap bertahan di rumah saja. Meski kian membingkai rindu. Namun harus rela untuk sabar menunggu. Hingga saat kenaikan kelas dan rapor pun menjadi sebuah saksi bisu. Pandemi seakan tak mau tau.

Menjelang siang, aku telah bersiap. Mengenakan masker, tak lupa membawa hand sanitizer. Lengkap. Semua kulakukan demi satu kata, menjaga.

Sehari sebelumnya, wali kelas telah mengingatkan kembali lewat grup WA. Mengenai bagaimana tata cara penerimaan rapor yang telah ditetapkan. Sesuai aturan, demi terjaga kesehatan.

Drive Thru. Cara inilah yang dipilih oleh sekolah anakku, Salman Al Farisi Jogja. Aku yakin ini telah dipersiapkan secara matang sebelumnya. Yang pasti sesuai dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan.

Menghindari kontak langsung pun menciptakan kerumunan. Sehingga cara inilah yang dipilih agar tetap aman. Dan penerimaan rapor pun bisa berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

Pagi hari sebelum orang tua menghadiri. Para guru telah mempersiapkan tempat dengan cukup rapi. Pun lengkap mengenakan APD sebagai perlindungan.

Bak pasukan perang yang menghadang. Bukan ingin berlebihan. Namun ini sebagai bentuk kepedulian. Untuk tetap saling menjaga kesehatan.

Orang tua hadir sesuai jadwal secara bergantian. Terbagi menjadi beberapa cloter berdasarkan nomor absen anak yang telah diurutkan. Agar tak menimbulkan kerumunan. Tentu saja. Lebih tertib sehingga tetap terjaga.

Ketika orang tua memasuki jalan menuju sekolah sudah terlihat petugas yang memeriksa penggunaan masker. Pun memberi cairan hand sanitizer. Bagi orang tua yang tidak mematuhinya maka tidak diijinkan memasuki area yang telah tersedia.

Ilustrasi petugas memberi cairan hand sanitizer. Sumber: dokumentasi Bu Lucy.

Kemudian, dilanjutkan oleh petugas pengukur suhu badan. Dengan cekatan memeriksa masing-masing orang tua yang akan memasuki halaman sekolahan. Hal ini sebagai bentuk antisipasi. Adanya orang tua dengan kondisi yang tak diingini.

Ilustrasi petugas pengukur suhu badan. Sumber: dokumentasi Bu Lucy.

Setelah diukur suhu, orang tua kembali menemui petugas yang siap mengarahkan. Orang tua diharapkan sudah membawa tulisan. Nama kelas anak dalam sebuah kertas yang dipersiapkan. Tentu agar memudahkan petugas memberi petunjuk di mana posisi wali kelas yang dimaksudkan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline