Lihat ke Halaman Asli

Ummu el Hakim

TERVERIFIKASI

Hanya seorang emak biasa

Puisi | Mozaik Cinta

Diperbarui: 5 Maret 2020   11:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dakwatuna.com

Nyanyian alam
Begitu menyayat kelam
Terdiam
Hanya bibir bergumam

Sketsa wajah membelai rindu
Merajah sendu
Mengiris batin membelah kalbu
Kau hadir tepat di anganku

"Ibu, katakan padaku, adakah duka di sudut matamu?"

Ibu hanya tersenyum
Walau nadinya berdentum
Mata sedikit sayu
Menyelinap berjuta pilu

Pusaran waktu menelan cerita
Satu persatu potongan rasa
Tenggelam bersama asa
Mata ibu kembali berkaca

Tetiba serpihan mimpi diraihnya
Lalu berpesan pada bulan
Temani malam hingga akhir zaman
Lalu dipungutinya cinta
Pada helai nafas yang tersisa

Bingkai hati tersusun rapi
Ibu menatap di tengah sunyi
Bibirnya tak henti melantunkan
Doa-doa terbaik pun dipanjatkan

"Nak, hidup ini kejam, janganlah menjadi hitam. Jadilah bijak di antara tumpukan sekam. Tak terlihat, manfaat yang bertindak."

Tak banyak kata
Sedikit bicara
Ibu membingkai hari
Bersama serpihan mimpi

Andai waktu bisa terulang
Kususun potongan asa agar tak hilang
Percayalah mozaik cintamu
Kan abadi dalam bingkai nafasku

Niek~
Jogjakarta, 5 Maret 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline