Lihat ke Halaman Asli

Ummu el Hakim

TERVERIFIKASI

Hanya seorang emak biasa

Pilihan Sekolah bagi Si Bolang, Meraih Dunia di Antara Serpihan Alam

Diperbarui: 14 Juli 2019   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Sekolah Alam Ghifari

Musim pendaftaran siswa baru sudah nyaris ditutup. Para guru pun sudah bersiap tuk menyambut. Murid baru telah mengatur laju tuk melangkah. Namun aku sempat terputar oleh rasa gundah. Bagai berada pada poros tengah. Entah, akan maju atau kumundurkan langkah. Ah sudahlah. Kalau memang putraku belum mau sekolah, tahun depan sajalah. Pikirku kemudian. Toh usianya masih bisa dijangkau, belum terlambat sangat pun tuk menjangkau.

Begitulah putra keduaku yang kini menginjak tahun kelima. Teman seusianya sudah bersiap dari mula. Semangat menapak di bangku sekolah pun tak terkira rasa. Hingga orang tua mereka sedari awal pendaftaran dibuka, tlah menghampiri sekolah yang disuka. Sedang aku? Masih santai menunggu, tak lakukan apa pun jua.

"Tak mau sekolah!". Begitulah jawaban putra keduaku setiap kali ada yang bertanya. Entah, dia memang tipe anak yang tak suka dengan pola yang tertata. Berpetualang di alam bebas sangat diminatinya. Begitu luas tanpa batas. Juga bercanda dengan para hewan adalah hobi yang begitu menyenangkan.

Si Bolang yang suka bercanda dengan hewan. Sumber : Dokumen Pribadi

Aku tak bisa memaksa. Sembari kutunggu apa yang menjadi kemauannya. Yang terpenting aturan-Nya masih tetap dijaga. Itu yang utama.

Suatu ketika, ada yang menghampiriku, dan berkata demikian, "Coba Mba carikan sekolah yang bersentuhan dengan alam, barangkali dia mau mencoba."

Oh, ya! Benar. Sekolah alam! Tepat! Barangkali inilah pilihan kuat. Patut dicoba, siapa tau dia berminat dan mau bersekolah disana. Putraku suka sekali berpetualang juga penyayang binatang. Hanya saja aku belum tau lokasi sekolah alam yang tak jauh dengan rumah tinggal kami. Sekolah model ini begitu jarang ditemui. Kalau pun ada, jaraknya terlalu jauh dari rumah, kasihan jikalau anak terlalu lelah.

Semisal ada pilihan dekat, kenapa tidak? Sisa waktu bisa digunakan tuk rehat. Tak tega hati jikalau anak terlalu capek sangat.

Alhamdulillah, seorang teman memberi informasi. Akhirnya satu sekolah alam berhasil kutemui. Sekolah tersebut belum lama berdiri. Begitu dekat dari rumah, tak sampai setengah jam pun kutempuh dengan kendaraan berkecepatan sedang.

Ghifari. Sebuah sekolah alam sederhana, berada di dalam area kebun nan luas. Berteman pepohonan rindang. Ada kolam ikan dengan bentuk memanjang. Menyambut para calon siswa yang datang. Di depan sekolah terbentang persawahan dan mengalir sungai nan jernih pun bersih.

Sekolah alam berteman pepohonan rindang. Sumber : Dokumen Pribadi

Meski belum lama sekolah ini berdiri. Namun sudah terlihat kematangan dari sang pendiri. Bermula dari salah seorang profesor universitas kenamaan di kota Jogjakarta, menjadi pencetus berdirinya sekolah bertajuk alam ini. Dimana kegiatan sehari hari dipenuhi dengan bercengkerama dengan alam sekitar. Seperti menanam pohon, mencari ikan, bermain di sungai, serta mengolah tanaman menjadi bahan makanan.

Calistung atau membaca, menulis, dan berhitung bukan menjadi prioritas utama. Namun lebih pada mensyukuri nikmat-Nya dengan mengaji dan berdoa. Begitu sederhana namun penuh makna. Pembelajaran dari alam sekitar dirasa lebih memberi kesan mendalam. Hal inilah yang akan diingat anak hingga akhir hayat. Sederhana yang memikat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline