Lihat ke Halaman Asli

Ummu el Hakim

TERVERIFIKASI

Hanya seorang emak biasa

Dunia Hati Terengkuh dalam Kata Terjalin pada Silaturahmi Pena

Diperbarui: 2 Juli 2019   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumen Zahrotul Mujahidah

Kalau orang bilang cinta harus dikatakan. Namun aku tidak demikian. Cinta tak harus dikata. Biarlah hati berbicara dan pena yang kan bantu menjawabnya. Ah sudahlah, mari kita bicara saja tentang cinta yang dirasa. Dirasa dalam hati direngkuh tak hanya sebuah mimpi. Apalah ini? Hehe. Baiklah kita lanjutkan.

Berada dalam sebuah grup pemuisi hebat merupakan hal yang tak diduga sebelumnya. Awalnya hanya sebuah gurauan sesaat dari Mba Anis, kala itu. Tak disangka ternyata beliau serius adanya. Dan melangkah maju.

Menapaki dunia puisi, merupakan hal yang begitu asing bagiku. Tentu karena awalnya aku hanya seorang yang senang menulis hal sederhana saja. Membuat sebuah puisi baru kucoba belum lama. Sehingga aku pun membutuhkan waktu cukup lama untuk menerima ajakan itu. Sempat kubertanya pada diriku. Yakin bisa?? Ah biarlah aku saja yang tau.

Selang beberapa waktu berjalan, akhirnya aku bersedia mencobanya. Walau dalam hatiku pun masih tersisa tanya, punya modal apa aku ini? Merangkai kata biasa saja butuh waktu tak hanya dalam hitungan detik, apalagi puisi yang perlu sekumpulan diksi cantik. Wow sungguh menarik. Dan apakah hati pun kan tertarik?

Penaku tak pandai merangkai diksi indah. Jemariku pun tak lihai merumus kata mutiara mewah. Apalah puisiku jadinya? Namun akhirnya percaya dirilah yang mengetuk pintu kegalauan hati. Berharap bisa mengais ilmu dari para pemuisi.

Ya, tak disangka begitu banyak pemuisi yang ikut ambil bagian disana. Minder, sudah pasti. Siapalah aku ini? Hanya emak biasa yang tak bermodal apa pun jua. Lalu apa yang bisa kususun menjadi rangkaian puisi penuh makna?

Barangkali cintalah yang menambatkan penaku disana. Ya, lagi lagi cinta pada dunia literasi seolah tak peduli walau sedikit remah kata yang kumiliki. Meski tak banyak diksi mengikuti. Setidaknya dengan bergabung dalam sebuah grup karya membuatku belajar tentang apa itu cinta pada makna yang berbeda. Juga bagaimana menyelami dunia hati dalam sebuah ikatan literasi.

Ya, rupanya ini yang aku temukan pada grup berbalas puisi. Dimana hati hati yang berbeda berkumpul bersama. Menyatu dalam sebuah ikatan silaturahmi pena. Meski belum pernah pun berjumpa. Namun jarak terasa begitu dekat. Begitulah yang kurasa pada jalinan kata begitu lekat dari sekumpulan karya yang dibuat cukup singkat.

Hati hati yang menjalin kata bermakna. Terangkai pada jiwa yang haus akan karya. Ikatan silaturahmi pena menjadi jembatan titian. Untuk saling bertukar pikiran.

Tak mudah menyatukan hati hati yang berbeda. Pun usia yang terpaut cukup panjang. Rupanya ada hal yang menarik tuk dipandang. Tentu saja cara berkomunikasi dalam meraih hati. Itulah hal yang cukup unik sehingga aku kerap melirik. Luar biasa, meski tak mudah namun begitu indah.

Berdiskusi dalam sebuah wadah grup merupakan sebuah dedikasi. Bercengkerama seolah mampu sebagai pelengkap yang cukup menarik dalam memberi warna hari. Menjadi hal yang membahagiakan ketika bisa menemukan sahabat diantara pemuisi hebat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline