Aku adalah seorang ibu rumah tangga biasa. Aku tak akan malu tuk mengakui predikat terbaikku ini. Bagiku ibu rumah tangga tetaplah sebuah pekerjaan yang butuh profesionalitas. Menjaga anak-anak, mengurus suami dan rumah 24 jam full tanpa jeda waktu.
Sempat merasakan lelah dan bosan, pasti!. Namun sebuah kenyataan yang tak bisa dipungkiri, tak bisa pula kuhindari, cukup dijalani dan disyukuri. Aku bersyukur bisa merasakan hidup dan tinggal di rumah, meski setiap hari harus berjibaku dengan setumpuk cucian, mainan anak yang bertebaran, bahkan bahan baku masakan yang mengantri tuk dieksekusi.
Sesuatu hal yang menyenangkan bila aku bisa menikmati satu per satu. Apalagi berhasil mengurai tanpa ada yang terlewat, sungguh membuatku bersemangat. Indahnya ibu rumah tangga sungguh kumerasa istimewa.
Sebagai ibu rumah tangga biasa, aku tak merasa minder bila berada dalam komunitas yang beraneka profesi lain. Alhamdulillah tidak! Ibu rumah tangga bagiku pun sebuah pekerjaan yang mulia. Tak ada alasan bagiku untuk menutupinya. Toh sama halnya dengan profesi lain, ibu rumah tangga pun butuh ketekunan.
Bagaimana tidak, untuk menghadapi anak saja harus punya stok sabar yang super, belum lagi untuk melakukan tugas lain. Entah kalau punya asisten, mungkin cerita akan sedikit berbeda. Kebetulan aku tak berasisten, sehingga terasa betul tugas yang aku pikul.
Kadang untuk me time barang sejenak pun tak sempat. Namun, tetap aku jalani apa adanya saja, mengalir seperti aliran sungai dari hulu ke hilir. Begitulah ritme hidup seorang ibu rumah tangga biasa, setiap hari dengan berbagai tugas yang mengantri.
Ibu dan menulis. Bukan penulis, melainkan ibu yang hobi nulis. Mungkin itu yang lebih tepat untukku. Menulis adalah sesuatu yang membuatku nyaman. Dalam arti aku bebas menuangkan apa saja yang ada dalam pikiranku. Dengan begitu kurasakan energi positif mengalir di tubuhku. Ada kepuasan tersendiri bila aku telah berhasil menulis apa saja, dan apa adanya.
Sudah sejak lama aku menyayangi hobi ini, berawal dari menulis buku diary yang warna warni hingga di mading sudut sekolah yang terpajang rapi. Namun sayang, aku kurang konsisten dan istiqomah, kalau sudah terbentur segudang aktivitas kemudian bosan, ya sudahlah. Semua menguap begitu saja.
Tapi anehnya hobi menulis ini kerap datang kembali secara tiba-tiba. Sekali lagi hanya sekedar hobi, yang aku jalani suka-suka hati. Jadi jangan harap tulisanku bisa memiliki nafas istimewa, hanya biasa adanya. Ah tak mengapa, semua adalah proses, seperti kehidupan ini. Berproses dengan alami.
Aku pun ingin berproses secara alami, apa adanya dan tak memaksakan diri. Kusemangati diriku untuk terus bangkit ketika semangatku menurun. Terus mencoba menulis agar langkahku tak kendur bahkan luntur. Ah semoga kutetap bisa begitu, menyemangati diriku.
Hingga kini ku telah menjadi seorang ibu pun Alhamdulillah masih tetap hobi menulis. Meski masih saja suka-suka gue, tapi kucoba menikmati hobiku ini walau dengan nafas yang masih tetap sama, "apa adanya". Tak mengapa. Yang penting proses ini masih terus berlanjut, tak terhenti di satu sudut.