Lihat ke Halaman Asli

Ummu el Hakim

TERVERIFIKASI

Hanya seorang emak biasa

Andai Aku Pesawat

Diperbarui: 15 Desember 2018   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pixabay.com/Gellinger

Andai aku pesawat. Kan kuambil bulan dan bintang di atas awan. Kubawa pulang serta kujadikan teman. Tak kubiarkan mereka kedinginan di angkasa. Kan kuletakkan mereka disampingku. Tuk temani tidur disetiap malamku.

Andai aku pesawat. Tak kan kubiarkan kau tersesat. Kuantar kau hingga tempat yang tepat. Tak hanya singgah disebuah jalan. Lalu kutinggal pergi begitu saja. Kasihan.

Andai aku pesawat. Kan kutebarkan mimpiku di angkasa luas. Kubiarkan jauh dan terbang bebas. Hingga mencapai jarak tertinggi. Ya, itu pasti. Ku ingin mimpiku jadi nyata, kelak jika Kau mengijinkannya. Biarkan mimpi kutebarkan agar bisa kupilih dengan mudah. Mana yang ingin kujadikan nyata, bukan impian belaka.

Andai aku pesawat. Kan kukabarkan kepada dunia. Tentang hidup yang bahagia. Tak akan kukabarkan kesedihan. Karena akupun tak mau bersedih hati. Kan kukatakan kepada mereka. La tahzan, innallaha ma'ana. Ah sepertinya semua kan bahagia. Dan akupun juga merasakan hal yang sama. Begitu indahnya hidup terasa.

Andai aku pesawat. Kan kuajak hati hati berkelana. Keliling dunia, tuk nikmati alam dan seisinya. Indah. Sungguh bila dinikmati dari atas langit. Kulihat bagai permadani terbentang. Elok bila dipandang. Tak henti tuk dinikmati. Alam karunia Illahi. Ah betapa senangnya hati.

Andai aku pesawat. Kan ku temani burung-burung. Terbang mengelilingi langit. Sambil bersiul gembira. Penuh canda tawa. Bila kulelah, ku kan singgah dalam sebuah hutan yang dipenuhi pepohonan nan alami. Semua yang serba alami, tanpa ada rekayasa dunia. Aku suka dengan cara hidup, bak penenun kain, yang tak membutuhkan sentuhan pabrik. Alami. Itu dulu. 

Kini, semua telah berubah, tangan manusia semakin berkuasa. Menggenggam teknologi dunia. Kiranya ku bisa memilih, ku ingin hidup menepi saja. Jauh dari kekinian yang ada. Namun apa mau dikata. Pilihan yang tak bisa dipilih. Hanya hati kiranya yang berkenan tuk memilih. Pilihan yang bermanfaat, kiranya kan lebih tepat.

Andai aku pesawat. Kan ku pilih apa yang terbaik di dunia ini. Ku bawa terbang dengan sayapku. Ku tempatkan di tempat yang terbaik pula. Kiranya hati kan berbangga. Jikalau bisa menemukan yang terbaik dalam hidupnya. Pastilah rasa syukur yang tak terukur. Dan berharap hati tuk tak kufur. Semogalah kita semua menemukan yang terbaik dalam hidup ini. Dan senantiasa mensyukuri apa yang terbaik yang telah ada. Hingga waktu yang terbaik pula, dan jiwa yang dipenuhi dengan harapan terbaik. Aamiin Yaa Rabb.

Jogjakarta, 15 Desember 2018




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline