Lihat ke Halaman Asli

Nurul Izzah: Malaysia Police State

Diperbarui: 26 Juni 2015   03:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13101749291317582585

Nurul Izzah Anwar, wakil presiden Partai Keadilan Rakyat, seperti dikutip The Malaysian Insider, menyatakan bahwa upaya-upaya polisi untuk menghambat pelaksanaan unjuk rasa Bersih menunjukkan bahwa Malaysia sudah seperti police state. “Tak ada cara lain kecuali melawan dengan damai dengan mengikuti reli bersih hari ini,” lanjutnya. Dalam minggu-minggu terakhir, polisi telah menahan ratusan orang yang terkait dengan Bersih dan mengeluarkan larangan khusus kepada 91 orang untuk memasuki Kuala Lumpur pada 9 Juli 2011, termasuk Anwar Ibrahim (Pimpinan Partai Keadilan Rakyat) dan Nik Aziz Nik Mat (pemimpin spiritual Partai Islam Se-Malaysia). Hari ini, 9 Juli 2011, Polisi Malaysia menutup jalan menuju Stadium Merdeka, tempat unjuk rasa Bersih rencananya akan dilaksanakan. Sekitar 30 ruas jalan menuju Kuala Lumpur juga akan ditutup hari ini untuk menghalangi pendukung unjuk rasa Bersih memasuki ibu kota negara tersebut. Rupert Colville, juru bicara Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR), seperti yang dikutip oleh UN News Center, menyuarakan kekhawatirannya terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintah Malaysia dalam menangani perhimpunan Bersih ini. Sejumlah media di luar Malaysia seperti BBC, The Guardian, The Australian, The Jakarta Post menurunkan berita mengenai penutupan Kuala Lumpur dan unjuk rasa Bersih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline