Lihat ke Halaman Asli

Setengah Malaikat Setengah Iblis

Diperbarui: 24 Juni 2015   03:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini tidak bermaksud menyudutkan siapapun (penulis maupun penerbit). Kita pasti sering mendengar nasihat dalam memilih suatu buku, don’t judge book by its cover. Oke saya patuhi, memang sangat membantu bagi saya, bila diterapkan dalam membeli novel macam Sidney Sheldon atau Danielle Steel (tahun terbit 2000), yang menurut saya covernya amat sederhana bahkan tidak catching eye kalau memang tidak melihat nama besar mereka sebagai penulis, heheeee...

Baiklah, kalau bagi kita cover tidak masalah, kalau begitu penulisnya, menurut saya itu juga relatif (maklum kudet buku-buku yang lagi booming), lalu bagaimana dengan harga? kalau saya lebih sering mengunjungi toko saat pamerannya, anda tahu sendiri di sana semua buku yang bertumpah ruah memiliki kisaran harga hampir sama dan murah, hal terakhir yang saya pertimbangkan dari sebuah buku yang tersegel adalah review di cover belakang, apakah menarik atau tidak?

Dalam hal ini, review yang dibuat oleh penerbit terkadang dibuat sememikat mungkin, saya sebagai pembaca merasa “dikelabui”, seperti yang terjadi saat membeli buku berjudul Setengah Malaikat Setengah Iblis.

Tuhan, mengapa kadang aku bisa begitu baik, santun, empatik, dan mudah menolong orang lain yang butuh bantuanku, namun kadang pula aku bisa begitu gampang mencaci, memukul, menyakiti, menipu, dan mengkhianati orang lain, bahkan teman dan saudara sendiri.

.................

Ada malaikat (angel) dan iblis (demon) dalam diriku, dalam diri setiap manusia, seolah-olah aku ini adalah makhluk setengah malaikat setengah iblis...............

Mengapa dan bagaimana itu bisa terjadi dalam diri kita? Inilah bacaan unik, dalam, dan kontemplatif untuk kita semua.

Hati saya kepincut untuk membawa buku itu ke rumah. Tapi apa yang saya temukan membuat hati saya berbalik 180 derajat, ekspetasi saya menemukan bacaan seperti The Fractured Mind, Aku Sadar Diriku Gila, atau rada-rada mengarah ke cerita 24 Wajah Billy pupus sudah, penulis membuka bacaan inspiratifnya layaknya buku primbon, mengenal watak melalui weton, golongan darah, tanggal lahir, dll, halaman selanjutnya seperti buku pelajaran sosiologi.

Hufff, saya bingung kawan-kawan, pendekatan bagaimana lagi yang harus saya gunakan dalam membeli buku, hahahaaa, ada saran?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline