Lihat ke Halaman Asli

Empat Puluh Delapan

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia terbangun di pagi yang cerah. Duduk di tepi tempat tidurnya sambil menguap pelan. Meraih kacamata tebal di meja samping lalu berjalan menuju kamar mandi. Menggosok gigi dengan perlahan kemudian mencukur jenggotnya yang sudah berantakan. Membersihkan diri dengan sabun cair yang begitu harum. Kembali ke kamar dengan selembar handuk coklat favoritnya. Mengoleskan deodoran dan pewangi tubuh khusus pria. Membuka lemari tua berpintu dua sambil mencari pakaiannya yang menjadi kesukaan sang pujaan hati. Lalu menyisir rambut putihnya di depan kaca dengan senyuman yang mempesona. Dia berjalan keluar rumah dengan topi andalan dan tongkatnya. Menemui penjual bunga dan tak bisa kalau hanya berjalan melewatinya saja. Memasuki sebuah toko kue dengan bunga Mawar merah di tangan kanannya. Kembali berjalan di jalanan yang panas dengan barang bawaanya. Dia kembali ke rumah. Meletakkan kue yang sudah di pasangi lilin di meja makan bereserta bunga mawar di sampingnya. Duduk di kursi  sambil menatap foto seorang wanita yang ada di depannya. Menyalakan api lilin dan menyentuh bingkai foto itu sambil tersenyum. "Sayang,Selamat hari perkawinan yang ke 48,aku harap tahun ini pun kau tidak lupa dan juga sedang merayakannya di atas sana,aku mencintaimu istriku tersayang". -UNGU BODOH- Kota kelahiranku, 13 May 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline