Lihat ke Halaman Asli

Ungki Aprilian

Mahasiswa Prodi Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer

KKN BTV3 UNEJ Membantu Mengembangkan UMKM Jasa Jahit dengan Menciptakan Inovasi Produk dan Memanfaatkan Sosial Media

Diperbarui: 2 September 2021   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Program KKN Back to Village merupakan program yang mulai dilaksanakan di masa pandemi Covid 19 sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, dimana Back to Village sendiri yang berarti kembali ke kampung halaman masing-masing. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu mereka yang terkena dampak pandemi. Salah satu tempat untuk melaksanakan program KKN Back to Village ini adalah kelurahan Tegal Besar.

 Pada Kamis, 12 Agustus 2021 lalu dilakukan penerjunan KKN Back to Village 3 Universitas Jember dilaksanakan secara daring melalui aplikasi Zoom dan Youtube. Sementara itu, mahasiswa Universitas Jember pada Program Penelitian Sistem Informasi Fakultas Informatika telah menunjuk Kelompok 28 Ungki Aprilian dengan pembimbing lapangan (DPL) Dr. Lilis Yuliati, S.E., M.Si, CPHCM memiliki program pengabdian masyarakat di Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ada lima pilihan tema atau program yang dapat dipilih untuk melaksanakan program pengabdian masyarakat ini di desa, dan pilihan tema yang dipilih adalah Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19. Topik tersebut dipilih karena dirasa tepat untuk diterapkan untuk meningkatkan usaha masyarakat sekitar.

Adanya pandemi COVID19 telah membawa perubahan di dunia dengan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Di Indonesia, COVID 19 telah menginfeksi lebih dari 1,3 juta orang dan menewaskan sedikitnya 35.000 orang sejak kasus pertama diumumkan pada Maret 2020. Namun, upaya menahan penyebaran virus COVID-19 telah menghambat aktivitas ekonomi dan mempengaruhi tingkat kesejahteraan sosial yang semakin dirasakan masyarakat. Kehidupan sosial pun berubah, sehingga seluruh masyarakat mau tidak mau harus bisa beradaptasi. Pada 30 Januari 2020, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengumumkan keadaan darurat global terhadap virus corona. Menyikapi krisis ekonomi tersebut, Pemerintah Indonesia mengumumkan serangkaian langkah stimulus fiskal berskala besar dalam kerangka Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam upaya membantu pemerintah dalam menghadapi krisis Covid 19 ini, diupayakan masyarakat dapat membangun usaha yang kreatif, inovatif dan mampu bersaing di pasaran. Dengan demikian diharapkan kedepannya perekonomian dapat berangsur stabil lagi seperti sebelumnya.

Banyak warga yang memiliki usaha atau usaha kecil di wilayah Tegal Besar, misalnya, menjual makanan, sembako, toko pakaian, bahkan jasa seperti menjahit. Selama pengelolahannya usaha, usaha pakaian rumahan masih belum menyediakan jasa. Hal ini dikarenakan masih banyak warga Tegal Besar dengan bisnis rumahan yang belum mengenali pemasaran online. Biasanya pemasaran hanya dilakukan secara sederhana dari mulut ke mulut saja, atau sekeder hanya dikenal oleh lingkungan sekitar, hal itu kurang efektif untuk mendapatkan banyak pelanggan. Selain itu, lokasi tempat usaha yang kurang strategis juga mempengaruhi minat pelanngan dalam proses pemasaranya.

Dokpri

Selama pandemi, kami dituntut untuk lebih banyak berdiam diri dirumah dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Hal ini jelas sulit bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya, karena masih banyak UMKM yang mengandalkan penjualan langsung baik di pasar maupun berkeliling. Pandemi mengakibatkan pendapatan dari UMKM ini menjadi menurun, para pelaku usaha kesulitan mempertahankan omset penjualan mereka dikarenakan melemahnya ekonomi dan perdagangan semenjak diberlakukan berbagai aturan untuk memutus rantai penyebaran virus COVID. Para pelaku usaha berpikir keras untuk dapat bertahan dalam kondisi yang demikian menyulitkan ini. Dengan adanya sistem pemasaran produk yang masih manual seperti dari mulut ke mulut, selama masa pandemi Covid19 ini yang dirasakan pelaku usaha penjahit Riens butik & Tailor omset penjualannya mengalami penurunan yang cukup drastis, selain itu minimnya pengetahuan mengenai digital marketing di sosial media dan marketplace juga memengaruhi kemajuan usaha dalam pemasarannya.

Dengan adanya program KKN Back to Village ini saya tertarik untuk membantu salah satu pelaku usaha di bidang jasa jahit yaitu Rien's Butik and Taylor di Kelurahan Tegal Besar. Oleh karena itu dalam rangka kegiatan KKN Back to Village di desa ini saya menerapkan program kerja untuk melakukan 'inovasi kreatif dengan memanfaatkan sosial media' dengan mulai merambah pemasaran dengan memanfaatkan media sosial atau marketplace, mengenalkan digital marketing dan pemasaran secara online serta mendiskusikan inovasi produk diharapkan dapat membantu usaha Rien's Butik and Taylor agar tetap mempertahankan usahanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline