Lihat ke Halaman Asli

Unggul Sagena

blogger | educator | traveler | reviewer |

Oxygen Buka Potensi E-UMKM Indonesia “Sesungguhnya” dan “Seutuhnya”

Diperbarui: 8 Juli 2015   02:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potensi Internet Indonesia “sesungguhnya”?

Begitu melihat informasi mengenai Kompasiana Nangkring bersama Oxygen, ada hal yang menarik bagi saya. Tagline dari Oxygen. “Membuka Potensi Internet Sesungguhnya”, dan tentunya, kata “1 Gbps”.

Terus terang, Ini nih, salah satu pendorong saya untuk menghalalkan segala cara, eh, memprioritaskan ikut Nangkring dengan Oxygen ketimbang acara lain yang sejenis. Siapa sih si Oxygen ini. “Berani-beraninya” klaim seperti itu!

Pengetahuan saya yang terbilang awam memang terusik. Sebab, potensi ekonomi di balik bisnis online sangat-lah besar. Semuanya diwujudkan dengan sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Mari kita tengok statistik sejenak. Merujuk pada Biro Pusat Statistik (2014), tingkat persentase kewirausahaan di tanah air mencapai 1,63 persen pada tahun 2013. Dari total unit usaha yang ada di Indonesia, 99,98% di antaranya merupakan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah)[1]. Selain itu, sektor UMKM menyumbang hampir 58% PDB Indonesia dan menyerap tenaga kerja lebih dari 100 juta orang.

Tidak berlebihan jika kita sebut sektor UMKM sebagai salah satu pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Angka ini masih dapat ditingkatkan dengan mendorong usaha-usaha UMKM bertransformasi menjadi e-UMKM. Yang dimaksud dengan “e-UMKM” adalah pemanfaatan TIK (baca: internet) oleh UMKM untuk melakukan pembukaan pasar (market exposure) lebih jauh serta melakukan penetrasi bisnis ke konsumen lokal maupun global, dengan menggunakan konten dan aplikasi lokal.

Dalam hal ini, perlu upaya untuk melakukan konversi dari pasar dalam negeri yang bertitik tumpu pada konsumsi menjadi produsen barang dan jasa. Upaya itu terwujud antara lain melalui pengelolaan potensi pariwisata dan kuliner, pengembangan industri seni dan kerajinan sehingga dapat mendorong UMKM pemain global yang diperhitungkan.

Adanya TIK sebagai enabler sektor UMKM akan sangat bermanfaat untuk peningkatan efisiensi dan kualitas kerja. TIK ini diwujudkan melalui entitas-entitas bisnis yang menyediakan infrastruktur TIK. Nah, simpelnya, kita butuh INTERNET. Nggak hanya sekedar internet, tapi yang kencang agar bisa membuka potensi UMKM ini.

Menurut AIBI (Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia), jumlah entrepreneur (wirausaha) Indonesia saat ini berjumlah 0,18% (400.000) dari jumlah keseluruhan penduduk.[2] Angka ini jauh dari ideal 2% (4,4 juta), maupun dalam perbandingan dengan negara lain seperti Amerika Serikat (11,5%), Cina (10%), Singapura (7,2%), maupun Malaysia (4%). Kata para pakar, jika suatu negara ingin maju, diperlukan minimal 2% wirausahawan/business owner dari seluruh jumlah penduduk. Indonesia, dengan 250 juta lebih penduduk, butuh banyak! Semuanya nggak bakal terjadi tanpa dukungan Internet yang kencang bro. Karena yang berpotensi untuk maju adalah e-UMKM tadi.

Yup, Internet Lemot Indonesia memang jadi masalah. Bingits. Indonesia di ASEAN saja berada di tingkt ekstra-lemot di tiga terbawah, dengan kecepatan hanya 4 Mbps saja. Itupun rata-rata.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline