Lihat ke Halaman Asli

Novrida Yanti Sitompul

Mahasiswi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Jember

KKN BTV III UNEJ: Pelatihan Pembuatan Pestisida Nabati Berbahan Dasar Tembakau di Desa Pakusari

Diperbarui: 30 Agustus 2021   19:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar 1. Penulis dan Bapak Nurul Hudah/dokpri

Jember,-(30/08/2021) KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang diadakan Universitas Jember kali ini masih sama seperti periode sebelumnya, yaitu dilaksanakan berdasarkan sistem Back To Village (BTV) atau dapat diartikan sebagai kegiatan KKN di desa masing-masing. 

Kebijakan penerapan KKN yang ditetapkan oleh Universitas Jember ini didasarkan oleh adanya keputusan Pemerintah Indonesia mengenai kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan secara daring di lokasi masing-masing pelajar. 

Hal tersebut juga bertujuan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid19 pada masa pandemi ini. Penulis, Novrida Yanti Sitompul merupakan salah satu mahasiswi yang turut berpartisipasi dalam kegiatan KKN BTV III Universitas Jember Kelompok 42 dengan Dosen Pembimbing Lapang (DPL) Anang Andrianto. Penulis melaksanakan kegiatan KKN di Desa Pakusari, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Universitas Jember.

Topik kegiatan KKN yang dilaksanakan penulis ialah Program Inovasi Tehnologi/Informasi Dalam Penanganan Covid19. "Kualitas tanaman palawija yang saya budidayakan kurang baik dikarenakan adanya hama yang menyerang tanaman tersebut" ujar Bapak Nurul Hudah, seorang petani palawija dan tembakau, sekaligus menjadi sasaran utama penulis dalam kegiatan KKN. Penulis juga melakukan observasi terkait potensi desa yang bisa dijadikan solusi dalam mengatasi permasalahan petani tersebut. 

Mata pencaharian di Desa Pakusari didominasi oleh pertanian, terutama tanaman tembakau. Hal tersebut dapat penulis simpulkan berdasarkan pengamatan langsung di sepanjang Desa sekaligus wawancara bersama Kepala Desa. "Limbah tembaku disini juga banyak mbak, apalagi kalau hasil panen kurang bagus, pasti banyak daun tembakau yang tidak lulus sortir saat distribusi ke pabrik/mitra" tambahan Bapak Nurul Hudah.

Berdasarkan observasi tersebut, penulis merasa tertantang untuk memberikan pelatihan kepada sasaran dalam melakukan suatu inovasi pembuatan pestisida nabati berbahan dasar tembakau guna memanfaatkan limbah tembakau yang ada serta mampu menciptakan produk yang mampu menanggulangi permasalahan hama di lahan palawija. 

Kegiatan pengabdian ini dilakukan dalam beberapa tahap, tahap pertama ialah sosialisasi yang sudah dilaksanakan pada tanggal 24 Agustus 2021 mengenai pestisida nabati dan cara pembuatannya melalui pemaparan materi yang menarik. 

Langkah selanjutnya ialah melakukan penyiapan alat dan bahan pada tanggal 27 Agustus 2021, yaitu blender, saringan, botol bekas, mangkok, sprayer, corong, limbah tembakau, dan air. Langkah berikutnya ialah praktek pembuatan pestisida nabati dengan dua tahapan yang dilakukan pada tanggal 28-29 Agustus 2021. 

Kegiatan di hari pertama pembuatan ialah menghaluskan 2 genggam limbah tembakau tembakau kering menggunakan blender, kemudian mencampurkan bahan tersebut menggunakan air sampai batas 3 liter. Larutan tersebut didiamkan atau difermentasikan selama 1 malam, kemudian dilanjutkan pada hari kedua pembuatan dengan kegiatan panen melalui cara penyaringan larutan pestisida kemudian memindahkannya ke sprayer.

Gambar 2. Pembuatan Pestisida Nabati/dokpri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline