Lihat ke Halaman Asli

Manusia Bukan Biang Kerok Pemanasan Global?

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bumi dilanda ketidaklaziman iklim dewasa ini. Para ilmuwan di IPPC (Intergovermental Panel on Climate Change) sepakat pada April 2007 bahwa penyebab perubahan cuaca adalah pemanasan global. Tapi masih ada ketidaksepakatan perihal biang kerok pemanasan global.

Pemanasan global terjadi akibat meningkatnya kandungan gas penyebab efek rumah-kaca (green house effect) yakni karbondioksida (CO2) dan metana. Gas itu membendung panas radiasi matahari yang semestinya lepas ke angkasa luar. Akibatnya suhu Bumi naik secara global.

IPPC sepakat bahwa biang kerok meningkatnya gas karbondioksida adalah gas buang (emisi) yang dihasilkan oleh manusia sejak Revolusi Industri. Emisi karbondioksida terutama datang dari pemakaian bahanbakar fosil. Singkat kata, gaya-hidup manusialah biang kerok pemanasan global.

Kendati demikian ada ilmuwan yang tidak sepakat bahwa manusia bertanggungjawab atas meningkatnya karbondioksida. Mereka mendakwa gejala alam sebagai penyebab dan manusia tidak bertangungjawab. Berikut ini empat pendapat yang menyangkal peran manusia dalam pemanasan global.

1. Magma di dasar laut keluar dari perut Bumi. Ketika bertemu air laut, magma menghasilkan gas metana. Gas Metana naik ke permukaan laut dan terbang ke atmosfir. Ketika bereaksi dengan oksigen, metana menghasilkan karbondioksida.

2. Meningkatnya gas karbondioksida bukan penyebab pemanasan global, melainkan pemanasan global-lah yang menyebabkan karbondioksida meningkat. Meningkatnya suhu global menyebabkan karbondioksida yang selama ini larut dalam air laut lepas ke atmosfir.

3. Karbondioksida dan metana dalam konsentrasi tinggi bukan penyebab pemanasan global lantaran dua gas ini akan menjadi penyalur panas dari lapisan atmosfir rendah ke lebih tinggi.

4. Matahari memanas seiring menuanya usia. Sewaktu belia, matahari (dan semua bintang) bersinar lebih redup dibanding sekarang. Ketika menua bintang akan memanas dan mengembang. Tak heran bila makin lama radiasi matahari makin mengganas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline