Lihat ke Halaman Asli

Murka Alam, Siapa yang Bertanggung Jawab???

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sejak 22 Agustus hingga saat sudah tiga kali banjir besar melanda Kapuas Hulu. (Baca: juga http://green.kompasiana.com/group/iklim/2010/08/23/serba-serbi-banjir-di-kapuas-hulu/) Biasanya banjir yang terjadi setahun sekali. Apakah ini pertanda ALam mulai Murka ?? Sejak tadi malam (7-10-2010) luapan sungai Kapuas dan Sibau menggenangi ibukota Kabupaten Kapuas Hulu dan sekitarnya. Ketinggian air bervariasi, mulai dari 1 s/d 2,5 m. Hal ini melumpuhkan aktivitas sehari-hari warga. Kantor-kantor libur dengan sendirinya, sementara para pedagang sibuk mengamankan barang dagangan mereka. Kondisi ini di perparah dengan hujan yang tak henti-hentinya dari tadi malam hingga saat berita ini diturunkan (08-10-2010) Seorang teman mengomentari status saya di facebook: Kalau Tuhan Marah, Ia bisa mengampuni kita 100% Kalau Manusia Marah, ia hanya bisa mengampuni kita 50% Kalau Alam Marah, Tiada Ampun Bagimu. Kalimat terakhir membuat saya berfikir bahwa memang benar saat ini ALam sedang Marah. Marah karna diperlakukan semena-mena oleh manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab. Namun pertanyaannya: Siapakah yang menanggung kemarahan ALam ??? Kenapa bukan "mereka" yang bertindak semena-mena terhadap alam ??? Kenapa Bukan "Mereka" yang melakukan Illegal Loging ?? Kenapa bukan "Mereka" yang memberikan Ijin HPH, padahal masyarakat sudah menolak ??? Kenapa harus Kami yang menanggung Murka ?? Kami yang mati-matian berdemonstrasi menolak keberadaan HPH dan menolak Ilegal Loging... kenapa harus kami yang menanggung akibatnya ??? Kenapa ALAM ini Tidak adil ??? Kenapa ??? Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita, untuk mempertahankan kelestarian ALAM kita, kelestarian HUTAN kita.... karena jika ALAM MURKA, maka Tiada Ampun Bagimu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline