[caption id="attachment_261053" align="alignleft" width="240" caption="Marzuki Alie"][/caption] Rupanya tidak ada kata "tidak" bagi Marzuki Alie, ia ngotot masih ingin meneruskan rencana pembangunan gedung baru dpr, karena pembangunan gedung baru itu sudah menjadi bagian dari rencana strategis kelembagaan dpr. Demikian pernyataan Sang Ketua dewan yang terhormat sebagaimana yang tertulis dalam berita Kompas cetak tanggal 17 september 2010 di halaman 3. Terhadap suara-suara dari masyarakat yang menentang atau tidak setuju dengan pembangunan gedung yang akan mengahabiskan anggaran diatas 1 triliun ini, termasuk ketidak setujuan dari sebagian anggota dpr, yang terhormat Bapak Marzuki Alie mengatakan salah satunya adalah :"Mereka sebenarnya setuju, tetapi kemudian mencari muka untuk menyuarakan penolakan". Wow, wow.... sungguh beliau ini tidak punya perasaan, sungguh beliau ini tidak punya hati nurani, sungguh beliau ini egois, kepada rekan sejawat yang tidak setuju pembangunan gedung dpr dibilangnya cari muka, koq bisa ya keluar ucapan seperti ini, weleh...weleh.... ucapan ini mestinya datang bukan dari seorang ketua yang terhormat, tetapi datang dari murid taman kanak-kanak. Kata cari muka bisa saja diartikan bahwa mereka yang tidak setuju sama dengan penjilat, waduh menjijikan sekali. Kenapa begitu arogan sich, kenapa dan kenapa keluar tuduhan seperti itu untuk wakil rakyat yang membela kepentingan rakyatnya ? Kalau dari sekian ratus anggota dpr ada yang tidak setuju, khususnya yang menyangkut pembangunan gedung baru dpr, mestinya itu sah-sah saja, toch itu adalah hak setiap anggota, sama seperti haknya Sang Ketua yang menyatakan setuju atau begitu ngotot untuk meneruskan pembangunan gedung itu. Kalau sampai terjadi, maaf sekali kalau dari anggota yang tidak setuju memberikan pernyataan seperti ini (coba bayangkan oleh pak ketua) :"Yang ngotot ingin meneruskan pembangunan gedung dpr, cari duit alias cari komisi". Pasti pak ketua juga sakit hati dong dituduh seperti itu (tentunya kalau pak ketua masih punya hati nurani). Jadi tolong sebagai anggota dewan yang terhormat, sebagai ketua pula untuk hati-hati dalam berucap. Moso sich anggota dpr yang menyuarakan kepentingan masyarakat banyak atau yang pemikirannya sejalan dengan masyarakat banyak dibilang "cari muka". Pak Marzuki yang terhormat, kalau ada anggota dpr yang membela kepentingan masyarakat banyak, semua itu tak cocok dibilang cari muka, sama sekali tidak tepat ! itu bukan cari muka tapi itulah yang namanya membela kepentingan masyarakat, itulah yang namanya pengabdian, sungguh naif perkataan cari muka dalam konteks ini. Kenapa ngotot banget sich untuk meneruskan pembangunan gedung dpr, ha..ha... jangan-jangan yang ngotot ini bener-bener cari duit alias cari komisi, lumayan untuk kantong pribadi dan bisa juga untuk persiapan pemilu 2014..... he...he...... Mereka yang punya hati nurani dikatakan CARI MUKA bisa jadi mukanya MERAH, tetapi mereka yang tidak punya nurani dikomentari cari duit atau cari komisi, tetap saja mukanya CERAH alias tebal muka. Muka koq dicari-cari, lihat saja ke cermin ! perhatikan baik-baik muka anda , apakah tipe cari muka atau tebal muka atau anda tipe cari muka sekaligus tebal muka...... gitu aja koq repot !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H