Lihat ke Halaman Asli

una anshari

Melihat, Merasakan, Menulis dan Membagikan

Untukmu, Wahai Wanita yang Telah Melahirkanku

Diperbarui: 20 April 2019   21:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mereka mengatakan,

Kapan mau nikah? umur sudah cukup.

Kapan? Tau enggak kalau semua yang kita lakuin sebagai istri nantinya adalah sebuah ibadah yang pahalanya besar sekali.

Mau tunggu sampai kapan? Sampe anakku sudah lima, ini aku udah tiga loh.

.

Wahai Ibu,
Rasanya pengen sekali mengatakan untuk apa aku mengejar surga sebagai istri, jika di rumah ini, mengurusmu dengan ikhlas aku dijanjikan masuk surga dari pintu mana saja yang ku mau.

Ahh ibu,
Mereka tidak tahu bahwa menjadi istri, tanggung jawab sudah berpindah dari ayah ke suami. Lalu bagaimana kalau dia nanti 'memaksaku' meninggalkanmu?

Ahhhh,
Apa mereka tidak tahu, kalau mengurus engkau sekarang layaknya seperti bayi, berat hati meninggalkan kalau nanti aku harus mengikuti imamku.

Duhai wanita terkasih,
Tidak usah engkau bersedih setiap kali temenku memberi kabar gembira mengenai pernikahannya, 

Seketika engkau berpikir, kapan bungsumu menikah?

 Aku faham kesedihan mu yang seolah mengatakan "karena aku, anakku belum menikah"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline