Jagat maya di hebohkan oleh pemberitaan seorang kuli di Talakar hobi makan semen. Dilangsir dari laman kumparan,seorang pria dengan inisial HDN alias Rumbu (41 tahun) di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, mengaku kerap makan dan minum dicampur semen. Hal tersebut telah berlangsung selama 10tahun.
Apakah kebiasaan makan semen merupakan hal yang sehat secara mental?
Kebiasaan mengkonsumsi diluar kewajaran yang dikonsumsi oleh manusia bisa berupa tanah, semen, cat, potongan logam, tembok merupakan salah satu bentuk gangguan makan. Gangguan makan pica merupakan salah satu jenis gangguan makan dimana keinginan dan nafsu makan terhadap benda atau zat yang bukan makanan atau tidak memiliki nilai gizi. Gangguan makan ini dapat terjadi pada siapa saja, tetapi paling banyak dialami oleh anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan gangguan intelektual. Pola konsumsi makanan diluar kewajaran tersebut jika berlansung lebih dari 1 bulan, sehingga disebut gangguan makan pica.
Apa saja gejala gangguan makan pica?
Umumnya penderita gangguan makan pica biasanya suka mengonsumsi benda-benda sebagai berikut: rambut, es batu, tanah, cat, semen, pasir, Lem, Kapur, Tanah liat, Serpihan cat, Sabun mandi, Abu rokok, Puntung rokok, dan Feses/tinja/kencing.
Di samping pilihan makanan yang tidak biasa, penderita gangguan makan pica juga bisa mengalami:
- Masalah pencernaan, seperti nyeri perut, mual, dan kembung serta beberapa mengalami kesulitan buang air besar sehingga menimbulkan gangguan medis peristaltik usus yang tersumbat atau ileus.
- Masalah perilaku diluar kewajaran khalayak umum.
- Masalah kesehatan lain, seperti sangat kurus dan kelelahan akibat anemia dan kurang gizi
Apa yang menyebabkan gangguan makan pica?
Penyebab pasti dari gangguan makan pica hingga saat ini belum diketahui. Akan tetapi, beberapa faktor risiko seseorang mengalami gangguan makan pica meliputi:
- Usia anak-anak lebih dari dua tahun.
- Kehamilan
- Gangguan perkembangan, seperti autisme atau retardasi mental
- Masalah kesehatan mental, seperti gangguan obsesif kompulsif (OCD) atau skizofrenia
- Kekurangan nutrisi tertentu, seperti pada anemia defisiensi zat besi dan defisiensi zinc
- Masalah ekonomi
- Pelecehan
Pada anak-anak dan wanita hamil gangguan makan pica umumnya bersifat sementara dan dapat sembuh tanpa pengobatan. Khususnya pada wanita hamil gangguan makan pica dicetuskan akibat perubahan hormonal selama masa kehamilan. Sementara pada anak, gangguan makan pica hanya diberlakukan untuk anak berusia di atas 2 tahun. Hal ini karena, kebiasaan menggigit atau memasukkan benda asing ke dalam mulut pada anak di bawah umur 2 tahun merupakan bagian dari perkembangan anak, sehingga tidak dianggap sebagai gangguan makan pica.
Bagaimana Diagnosa dan Penanganan Gangguan Makan Pica?
Pasien dengan gangguan makan pica, umumnya datang ke fasilitas kesehatan dengan gangguan saluran pencernaan seperti susah buang air besar selama beberapa haro, kembung, sulit kentut dan nyeri perut yang dialami selama beberapa hari, serta kondisi anemia. Umumnya penderita gangguan makan pica akan datang ke dokter saat ia mengalami masalah akibat pola makannya, bukan karena pola makan itu sendiri. sehingga, penderita gangguan makan pica diharapkan untuk jujur dan terbuka dengan dokter mengenai benda yang bukan makanan yang sering dikonsumsi. Peran pendamping atau orang tua juga sangat penting terutama jika penderita gangguan makan pica adalah anak-anak dan orang dewasa dengan keterbelakangan mental atau kemampuan komunikasi yang kurang baik.
Penanganan gangguan makan pica bervariasi, tergantung pada faktor-faktor mendasar terkait dengan kondisi yang dialami seseorang. Mengatasi gangguan makan pica penting untuk dilakukan untuk menghindari gejalanya. Gejala pada setiap orang berbeda-beda tergantung benda yang dimakan. Pengobatan yang perlu dilakukan untuk mengatasi gejala, yaitu:
- Obat untuk sembelit/diare.
- Pengobatan tukak lambung.
- Pengobatan antibiotik untuk infeksi.
- Suplementasi nutrisi untuk defisiensi nutrisi.
- Mengatasi masalah medis lainnya (seperti keracunan bahan kimia).
- Tindakan operatif untuk gangguan makan pica yang mengalami masalah obstruksi saluran pencernaan.
Penanganan untuk mengatasi perilaku gangguan makan pica, yaitu:
- Rujukan ke spesialis kesehatan mental/perilaku untuk melakukan assement perilaku fungsional dan implementasi intervensi perilaku.
- Program modifikasi perilaku yang akan dilakukan psikiater bersama psikolog untuk merubah perilaku makan yang menyimpang.
- Pengobatan untuk menangani masalah perilaku biasa yang diberikan oleh psikiater seperti antidepresan baik golongan ssri maupun snri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H