Sekitar 6 hari yang lalu, tepatnya 2 september 2023 warganet dihebohkan akan video seorang seorang perempuan diduga hampir membuang bayinya ke rel Commuter Line (KRL) Stasiun Pasar Minggu, Jakarta, akibat baby blues. Sejumlah artikel maupun unggahan video warganet serta beberapa platform kesehatan menyebutkan bahwa wanita tersebut mengalami "Baby Blues".
Usut punya usut wanita tersebut berusia 40 tahun dan bayi yang hendak ia buang di rel commuter line (KRL) berusia 6 bulan.
Akahkah kejadian tersebut benar merupakan baby blues?
Depresi post partum dengan Baby blues merupakan dua hal yang berbeda, karena perbedaan onset keluhan yang dialami oleh ibu yang mengalami gejala baby blues ataupun depresi post partum.
Baby blues merupakan suatu sindrom gangguan ringan yang sering muncul dalam minggu pertama setelah persalinan dan berkelanjutan dalam rentang waktu 14 hari terhitung setelah persalinan.
Depresi postpartum merupakan gangguan mood setelah melahirkan yang merefleksikan disregulasi psikologikal yang merupakan tanda dari gejala-gejala depresi major. Onset waktu depresi post partum adalah lebih dari 2minggu yang dapat menetapkan bahkan selama 1 tahun lamanya.
Baby blues umumnya gejala akan mereda atau hilang dalam hitungan beberapa hari atau minggu, namun depresi pascamelahirkan bisa berlangsung selama beberapa minggu hingga beberapa bulan setelah melahirkan. Kondisi depresi postpartum yang tidak ditangani dengan baik, depresi pascamelahirkan dapat membahayakan kondisi ibu maupun bayi yang baru lahir.
Mood yang tertekan, hilangnya ketertarikan atau senang dalam beraktivitas, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, agitasi fisik atau pelambatan psikomotor, lemah, merasa tidak berguna, susah konsentrasi, keinginan untuk bunuh diri merupakan gejala-gejala yang dapat dijumpai pada ibu dengan depresi postpartum.
Penegakan diagnosis suatu depresi postpartum dapat ditegakkan melalui gejala-gejala klinis yang tampak seperti mood yang tertekan, hilangnya ketertarikan atau senang dalam beraktivitas, gangguan nafsu makan, gangguan tidur, agitasi fisik atau pelambatan psikomotor, lemah, merasa tidak berguna, susah konsentrasi, keinginan untuk bunuh diri. Untuk menegakkan diagnosis tersebut selain dari riwayat serta penampakan gejala, dapat ditunjang melalui test Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Beberapa penyebab yang menyebabkan baby blues ataupun depresi post partum meliputi:
1. Postpartum depression dapat terjadi akibat kombinasi faktor fisik dan emosional.
2. Perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh ibu akan turun drastis setelah melahirkan. Hal ini menyebabkan perubahan kimia di otak yang memicu terjadinya perubahan suasana hati.