Kehamilan merupakan sesuatu hal yang sangat diharapkan oleh perempuan dalam siklus reproduksinya, beberapa dari mereka justru mengalami masa-masa sulit akibat dari masalah kesehatan mental.
Beberapa penelitian menjelaskan bahwa perubahan kondisi hormonal baik progesteron maupun esterogen memicu perubahan suasana hati saat kehamilan.
Perubahan hormonal ini akan mempengaruhi kerja neurotransmiter yang ada didalam otak sehingga menyebabkan perubahan mood yang cepat atau mood swing biasanya terjadi pada trimester I dan trimester II. Faktor lain yang mempengaruhui perubahan mood pada ibu hamil meliputi:
1. stress akibat rasa takut dan khawatir jika tidak mampu menjadi orangtua yang baik
2. Kelelahan baik akibat pekerjaan kantor atau pekerjaan rumah.
3. Perubahan metabolisme tubuh karena ibu dobel metabolisme dengan janin
4. Rasa tidak nyaman selama kehamilan seperti morning sickness, nyeri payudara dan sembelit serta nyeri dipinggang karena bertambahnya usia kehamilan
5. status gizi ibu hamil. Bumil dengan kondisi status gizi kurang yang dapat dinilai salah satunya dari lingkar lengan atas <=23.5cm dan anemia defisiensi zat besi dinilai lebih rentan mengalami gangguan kondisi mental seperti kecemasan dan depresi.
Beberapa penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa gejala depresi yang dialami ibu hamil akan meningkatkan sebanyak 16% pada trimester III serta menetap hingga empat minggu dan tiga bulan postpartum.
Beberapa gangguan kesehatan mental yang dapat dialami oleh ibu hamil
1. Depresi dalam kondisi kehamilan
Saat terjadi kehamilan gejala depresi seperti gangguan tidur, gangguan makan dan keletihan akan sulit bedakan dengan kehamilan normal.Beberapa penelitian dalam bentuk systematic review memaparkan bahwa depresi dalam kehamilan memicu berat badan bayi lahir rendah dan risiko stunting pada anak. Depresi selama kehamilan akan memengaruhi pertumbuhan janin dan apabila depresi berlanjut maka akan memengaruhi tumbuh kembang anak yang akan menyebabkan terjadinya stunting
2. Gangguan Kecemasan Panik dalam kehamilan
Timbulnya gangguan panik selama kehamilan sangat bervariasi dan tandanya tidak jelas. Kemungkinan efek kecemasan dan panik selama kehamilan dan perkembangan janin tidak diarasakan. Kecemasan dan panik yang berlangsung terus menerus akan meningkatkan hormon kortisol, dimana hormon tersebut dapat menyebabkan kondisi kegawatan janin seperti fetal disstress