Dunia Kerja yang Positif Vibes Vs Negatif Vibes
Perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi di era industri 4.0 memuculkan sejumlah profesi atau pekerjaan baru.
Beberapa pekerjaan yang baru muncul seperti konten kreator, web developer, data scientist, sosial media specialist, dan app developer.
Pekerjaan-pekerjaan tersebut banyak digandrungi oleh generasi Z, namun ada juga generasi milineal yang memiliki side job pada profesi baru tersebut. Bekerja tidak hanya mencurahkan tenaga tetapi pikiran dan emosional.
Profesi-profesi baru yang erat kaitannya dengan digital informatika memiliki waktu lebih fleksible dengan income yang cukup menjanjikan.
Beberapa artis yang ternama dari konten kreator seperti ria ricis, atta halilintar, raffi ahmad, fadil jaidi, baim wong dan lain-lain memiliki pendapatan yang fantastis dengan jam kerja yang lebih fleksibel.
Sistem pekerjaan tradisional seperti pekerja kantor, pabrik, tenaga kesehatan rumah skait sangat terikat dengan jam kerja, tim work dan manajerial sehingga banyak sekali tampak mental illness yang terjadi.
Dampak yang ditimbulkan secara mental illnes dari sistem pekerjaan lama meliputi burn out, boiling frog syndrome, anxietas atau kecemasan, depresi, gangguan psikotik dan beberapa juga yang melakukan tindakan suicide (bunuh diri).
Pandemi corona virus yang berlangsung tiga tahun ini, banyak menimbulkan perubahan dari pemahaman sistem bekerja, dimana awalnya seseorang secara fulltime mencurahkan waktu, tenaga dan pikiran demi kenaikan karier sehingga berimbas ke peningkatan pendapatan yang biasa dikenal sebagai workaholisme.
Paradigma yang baru menggantikan workaholisme atau hustle culture adalah quiet quitting. Sistem quiet quitting timbul akibat kekecewaan karyawan akan minimnya reward yang diberikan oleh perusahaan.