Lihat ke Halaman Asli

Umynaim_

umi na'imatul hikmah

Mengenal Daerah Banyuwangi

Diperbarui: 23 Februari 2022   19:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang terletak di paling ujung timur pulau Jawa dan berdekatan dengan pulau Bali. Letaknya yang strategis serta memiliki banyak tempat wisata membuat para wistawan non lokal maupun dari mancanegara datang ke Banyuwangi untuk menikmati keindahan alam yang disajikan oleh daerah ini. Adapun yang di suguhkan dari daerah ini yakni tempat wisata berupa pantai, sabana, air terjun hingga pegunungan. Tetapi yang menjadi daya tarik wisatawan mancanegara yakni kawah ijen. Kawah ijen sendiri merupakan obyek wisata yang mejadi ciri khas tersendiri untuk kota Banyuwangi karena kawah Ijen terkenal dengan blue fire-nya yang tiap malam tampak di sekitar kawah.

Selain di kenal dengan kota wisata, kota yang biasa di sebut The Sunrise of Java ini juga di kenal dengan daerah yang mempunyai banyak tradisi dan budaya. Diantaranya yakni tradisi seblang, kebo-keboan, petik laut, dan masih banyak lagi. Hingga saat ini, tradisi-tradisi tersebut masih di lestarikan oleh penduduk asli Banyuwangi.

Seperti hal nya petik laut yang di laksanakan di kecamatan Muncar. Petik laut di laksanakan pada tanggal 15 muharam oleh penduduk sekitar serta biasanya akan di buka dengan sambutan bupati Banyuwangi. Tradisi ini di laksanakan sebagai bentuk syukur para nelayan atas hasil laut selama setahun. Salah satu hal yang menjadikan tradisi ini menarik yakni ketika akan di laksanakannya petik laut, perahu-perahu besar milik penduduk tersebut terlebih dahulu di hias dan ketika petik laut berlangsung, perahu-perahu tersebut berjejeran kemudian berlayar menuju sembulungan. Saat berada di dekat pulau sembulungan tersebut, para nelayan melemparkan sesajen. Kemudian para warga terjun ke laut untuk mendapatkan sesajen tersebut. Tradisi petik laut ini di tutup dengan do'a-do'a oleh sesepuh di daerah tersebut.

Bukan hanya petik laut di kecamatan Muncar, namum di desa Alasmalang, kecamatan Singojuruh juga terdapat sebuah upacara tradisi yang disebut kebo-keboan atau dalam Bahasa Indonesia mempunyai arti "kerbau jadi-jadian". Tradisi ini bertujuan untuk menghalau wabah penyakit. Meskipun tradisi ini mempunyai nama kebo-keboan, namun di dalam upacara tradisi tidak melibatkan hewan kerbau. Yang menjadi kerbau yakni orang-orang yang berdandan mirip kerbau. Selain di desa Alasmalang, tradisi kebo-keboan ini juga dilaksanakan di desa Aliyan, kecamatan Rogojampi. Keduanya sama-sama melaksanakan tradisi ini tetapi juga memiliki sejumlah perbedaan. Upacara tradisi ini memiliki beberapa acara didalamya.

Satu miggu sebelum upacara diseleggarakan, warga sekitar melakukan kegiatan berupa bersih-bersih desa. Satu hari sebelum dilaksanakanya upacara ini, ibu-ibu berkumpul untuk menyiapkan sesajen. Kemudian malamnya, giliran para pemuda dusun yang beraksi. Mereka menyiapkan tumbuh-tumbuhan berupa tebu, ketela pohon, palawija dan lain-lain untuk ditanam di sepanjang jalan dusun. Setelah menyiapkan tanaman-tanaman, para pemuda juga harus menyiapkan bendungan yang berfungi untuk mengairi tanaman yang baru ditanam tadi. Pelaksanaan tradisi ini antara tanggal 1 sampai 10 bulan sura di hari minggu.

Selain tradisi kebo-keboan, di Banyuwangi terdapat tradisi seblang atau tarian seblang yang selalu di gelar oleh penduduk desa Olehsari dan desa Bakungan. Seblang yang di gelar di desa olehsari dibawakan oleh perempuan muda dan belum aqil baligh serta tradisi ini di gelar selama 7 hari berturut-turut setelah hari raya idul fitri. Sedangkan tarian seblang yang berada di desa bakungan ditampilkan oleh Wanita berusia 50 keatas yang sudah menopause dan tradisi ini dilakukan selama satu minggu setelah hari raya idul adha.

Jika seblang yang merupakan ritual sekaligus tarian, maka di Banyuwangi juga memiliki tarian khas yakni tari gandrung. Tari gandrung sudah di kenal oleh masyarakat luar bahkan  sudah di kenal oleh dunia. Tari gandrung sendiri memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari pakaiannya, musiknya hingga tariannya. Pakaiannya meliputi omprog, geter, ornamen antasena, ornament kaca, ornament ukiran, kelat bahu, sewek, pilisan, oncer dan kaos kaki. Di setiap busana tersebut mempunyai makna masing-masing. Berikut tata busana tari gandrung dan maknanya:

  • Omprog merupakan sebuah penutup kepala atau bisa di sebut mahkota yang memiliki arti sebuah kecantikan sang penari.
  • Geter merupakan sebuah hiasan omprog atau biasa disebut dengan cundhuk mentul yang mempunyai makna untuk menggetarkan hati yang menyaksikan petunjukan.
  • Ornament antasena berkepala manusia dan berbadan ular ini mempunyai makna budaya akan tetap terus turun menurun ekor ular yang panjang.
  • Ornament kaca: di simpulkan bahwa kaca tersusun rapi dibagian omrpog memliki makna menolak balak segala ilmu hitam
  • Ornament ukiran yang berbentuk pohon kalpataru memiliki makna sebuah kehidupan.
  • Pilisan mempuyai makna memberikan kehidupan yang terang bercahaya.
  • Kelat bahu mempunyai makna menggambarkan keindahan tarian gandrung banyuwangi.
  • Sewek gajah oling memiliki makna kesenian ini merupakan bagian dari Negara Republik Indonesia.
  • Kaos kaki memiliki makna bahwa kesenian ini berasal dari kesenian sakral.

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline