SURAKARTA -- Saat ini, masyarakat sedang dihebohkan oleh maraknya produk skin care abal-abal yang beredar di pasaran.
Hal ini disampaikan oleh Dr. dr. Flora Ramona Sigit Prakoeswa, M.Kes, Sp.D.V.E., Dipl.STD-HIV/AIDS, FINSDV, FAADV, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), yang memberikan penjelasan mendalam mengenai fenomena ini dan bahaya yang mengintai.
Menurut dr. Flora, meskipun banyak produk skin care yang muncul di pasaran, tidak semua produk tersebut aman digunakan.
"Skin care resmi yang telah teruji oleh BPOM melalui proses pemeriksaan laboratorium yang ketat, sehingga produk yang memiliki lisensi BPOM cenderung lebih aman," ujarnya Sabtu, (26/10).
Dia menyoroti beberapa faktor yang berkontribusi terhadap maraknya produk abal-abal, antara lain klaim berlebihan, pemasaran yang agresif, dan kurangnya edukasi bagi konsumen.
"Banyak produk yang mengklaim memberikan hasil instan yang tidak realistis, dan pemasaran melalui media sosial sering kali membuat produk terlihat lebih menarik," tambahnya.
dr. Flora juga mengingatkan tentang bahaya yang bisa ditimbulkan oleh penggunaan skin care abal-abal.
"Efek samping normal biasanya hanya bersifat ringan dan sementara, seperti kemerahan atau gatal. Namun, reaksi berbahaya bisa lebih parah, termasuk pembengkakan, ruam menyebar, atau bahkan kerusakan kulit permanen," jelasnya.
Untuk membantu masyarakat mengenali produk skin care yang abal-abal, dr. Flora memberikan beberapa tips. Pertama, pastikan produk tersebut telah teruji BPOM dan cek nomor registrasinya di situs resmi. Selain itu, periksa kemasan untuk tanda keaslian seperti segel atau hologram, dan teliti daftar bahan serta tanggal kadaluarsa.
"Jika harga produk jauh lebih rendah dibandingkan produk sejenis, itu bisa jadi tanda produk tersebut abal-abal. Hindari juga pembelian dari toko tidak dikenal dan lebih baik berkonsultasi dengan dokter spesialis," imbaunya.