Lihat ke Halaman Asli

Berita UMS

Dikelola oleh Bidang Humas Universitas Muhammadiyah Surakarta

GKR 1444 H, UMS Siapkan Generasi Unggul dan Mencerahkan

Diperbarui: 1 April 2023   20:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Humas UMS

Lewat Gema Kampus Ramadhan, UMS Siapkan Generasi Unggul dan Mencerahkan

ums.ac.id, PABELAN -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar Tabligh Akbar dalam dengan tema 'Bersiap menjadi Generasi Unggul dan Mencerahkan' yang dikemas dalam serangkaian Gema Kampus Ramadhan (GKR) 1444 H, pada Jumat, (31/3) yang dilaksanakan di Masjid Hj. Sudalmiah Rais.

Dalam kesempatan tersebut, diawali sambutan Rektor UMS, Prof., Sofyan Anif M.Si., yang menyampaikan pada Tabligh Akbar putaran ke dua ini dimohon mahasiswa dapat mengikutinya dengan lebih baik.

"Mumpung di Bulan Ramadhan, bulan yang agung. Tentu setiap orang yang beriman menjalankan puasa dan ibadah lain, termasuk kita melakukan kajian malam ini. Insyaa Allah kita menjadi orang mulia sebagaimana menjadi tujuan puasa itu sendiri," papar Rektor UMS itu.

Menurutnya, orang muttaqin itu salah satu cirinya adalah orang yang berilmu dan orang yang bertakwa adalah orang yang berilmu kemudian mengamalkan dalam bentuk amal sholeh.

"Mahasiswa belajar, melakukan kajian seperti malam ini dalam rangka untuk menguatkan keilmuan," ujarnya.

Narasumber Tabligh Akbar kali ini, Fathurrahman, Lc., M.Si., selaku Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengungkapkan akan sharing tentang karakter generasi yang unggul dan mencerahkan.

"Mudah-mudahan pertemuan di kampus kita ini, di masjid kebanggaan kita semua senantiasa menginsipirasi dunia dan umat Islam," ungkapnya.

Ketika Rasul SAW, diutus oleh Allah SWT, lanjutnya, bertugas memberikan satu amalan yang penting dari bangsa arab waktu itu, yang datang membawa misi untuk membaca ayat-ayat Allah SWT. Membacakan ajaran-ajaran Allah. Rasul membawa ajaran, sebagai kontra narasi, dan membuat narasi alternatif dari apa yang diyakini masyarakat masa jahiliyah.

"Transformasi kepribadian, dari satu tradisi jahiliyah yang dijelaskan dalam Al Qur'an, terdapat dua poin. Poin pertama konsep ketuhanan, mereka tidak sampai pada pengetahuan, siapa yang menjadi tuhan. Ke dua, mereka disorientasi terhadap kehidupannya," paparnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline