Mengapa siswa membolos sekolah? Ada banyak faktor yang mempengaruhi siswa untuk tidak mengikuti kegiatan pembelajaran di sekolah. Salah satu dosen prodi Psikologi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Ghozali Rusyid Affandi SPsi MA, membuat riset yang berjudul Pemahaman Tentang Penyebab Serta Dinamika Psikologis Siswa yang Membolos Sekolah.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui penyebab perilaku membolos pada siswa SMP dan untuk memahami dinamika psikologi siswa yang membolos. Dari penelitian ini di didapatkan lima faktor mengapa siswa membolos sekolah. Diantaranya pengaruh teman, sebaya, kepribadian siswa, pola asuh orang tua, lingkungan yang mengancam dan mencemaskan, serta dari faktor sekolah.
Lihat juga: Bagaimana Pola Asuh Anak yang Berkeadilan Gender Berlandaskan Ajaran Islam?
Penyebab siswa bolos sekolah
Pengaruh teman sebaya
Lingkungan pertemanan merupakan jangkauan yang paling dekat dengan siswa. Dari penelitian ini didapatkan bahwa siswa tidak berani bolos sekolah jika aktivitas itu dilakukan sendirian. Oleh karena itulah siswa kelas 1 dan 2 SMP bersama-sama dengan kelompok sebayanya, atau dengan teman sekelas untuk membolos.
Perilaku ini lebih sering ditemui ketika pelajaran atau tugas saat itu dianggap sulit bagi mereka. Bahkan mereka juga membolos ketika mata pelajaran itu diampu oleh guru yang mereka anggap galak. Mereka lebih memilih membolos daripada berhadapan dengan guru yang galak tersebut.
Faktor lingkungan sekitar siswa
Perilaku membolos yang dilakukan siswa merupakan akibat dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang mencemaskan serta ajakan teman-temannya yang memfasilitasi seseorang untuk membolos juga menjadi penyebab dari kebiasaan ini.
Faktor pribadi siswa
Perilaku menyimpang di kalangan remaja bisa juga disebabkan oleh kesalahan pengamatan dan pemahaman mereka terhadap perilaku yang dilakukan. Mereka kerap menyelesaikan permasalahan dengan cara membolos sekolah, baik ketika menghadapi pelajaran yang sulit, guru yang galak, serta ancaman dari pacar temannya merupakan penyebab seringnya ia membolos.
Selain itu, kontrol diri siswa yang lemah menghadapi ajakan teman-temannya untuk membolos juga bisa menjadi penyebab seseorang membolos. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku, akan terseret pada perilaku nakal. Begitu pula mereka yang telah mengetahui perbedaan tingkah laku tersebut, tapi tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.
Pola asuh yang salah
Keluarga memegang peran penting dalam membentuk perilaku menyimpang pada remaja. Kesalahan orang tua dalam menerapkan dukungan keluarga akan berpengaruh pada sikap anti sosial anak remaja.
Pola asuh orang tua siswa dalam penelitian ini cenderung membiarkan dan kurang peduli tentang pendidikan anaknya. Hal lain yang juga mempengaruhi perilaku buruk pada siswa adalah kurangnya kasih sayang dan perhatian dari orang tua. Akibatnya anak akan mencari pelarian di luar rumah dan cara bergabung dengan temannya. Bahkan mereka bisa melakukan perbuatan negatif bersama-sama.