Lihat ke Halaman Asli

Tak Bisa Melihat Akibat Covid 19, Wisudawan Ini Tuntaskan Kuliah dengan Segudang Prestasi

Diperbarui: 17 November 2023   15:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Humas Umsida

Terdapat satu momen mengharukan saat penghelatan wisuda Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang ke-42, tepatnya ketika penyampaian pesan dan kesan oleh mahasiswa. Ia adalah Bilqisth Nurul Azizah, seorang wisudawan berprestasi dari Prodi pendidikan agama Islam yang mengalami gangguan penglihatan akibat pandemi Covid 19 lalu.

Bilqisth, sapaan akrabnya, menceritakan perjuangan dirinya bertahan dan melanjutkan kuliahnya di tengah pandemi Covid yang menyebabkan ia mengalami gangguan penglihatan permanen. Sejak kelas 11 SMA, ia mengalami penurunan penglihatan. 

Penglihatan semakin menurun saat covid

"Perjalanan menuntut ilmu tidak ini sangat berkesan. Ditambah lagi ujian pandemi yang kita alami semua sehingga pembelajaran menjadi online. Dan peristiwa itu juga yang menjadi salah satu penyebab penglihatan saya semakin menurun," Ucapnya.

Lihat juga: Wisudawan Terbaik: Kesulitan Mencari Bahan dan Tempat Penelitian Membuat Tepung Daun Singkong

Mengetahui hal tersebut, berbagai pengobatan alternatif dan suplemen telah ia ikhtiarkan, namun tidak ada kemajuan. Setelah itu, Bilqisth memeriksakan penglihatannya kepada dokter, dan ia divonis mengidap nistagmus. Nistagmus merupakan kondisi ketika bola mata membuat gerakan yang cepat dan berulang tanpa disengaja. Kondisi ini bisa menyebabkan gangguan penglihatan seperti pandangan yang kabur atau tidak fokus.

Dok Humas Umsida

Belajar menerima keadaan dan cetakprestasi

"Setelah menjalani proses pengobatan yang cukup panjang, pada akhirnya dokter menyarankan saya untuk bersabar," lanjut Bilqisth sembari menitihkan air mata.

Dari peristiwa itulah, ia belajar untuk menata hati dan pikiran dengan berbaik sangka kepada Allah. Sampai di saat momen diterimanya judul akhir, ia mengalami kendala dalam pelaksanaan penelitian karena terbatasnya penglihatan. Hingga akhirnya dosen pembimbing Bilqist mengetahui kendala yang ada pada dirinya.

"Beliau mengetahui potensi saya yang sudah hafal Alquran 4 juz awal yang mana saya hafalkan dengan cara mendengarkan. Saya disarankan membuat judul yang mempermudah saya melakukan penelitian yaitu judul yang berhubungan dengan metode menghafalkan Al-Quran, yaitu metode mendengarkan atau istima', dan mengulang-ulang atau tikrar," terangnya.

Lihat juga: Tepis Anggapan Akan Telat Lulus Kuliah, Atlet Karate Ini Jadi Wisudawan Berprestasi

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline