Lihat ke Halaman Asli

Wisudawan Teknik Mesin Umsida: Jadi Juara KTIN yang Berlanjut Sebagai Topik TA

Diperbarui: 16 November 2023   16:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Humas Umsida

Wisudawan berprestasi asal program studi teknik mesin bernama Muhammad Agus Hermawanto memanfaatkan riset karya tulis ilmiahnya yang menjadi juara 2 di lomba KTI tingkat nasional sebagai tugas akhirnya.

Membuat mesin pengolah sampah

Pada awalnya, ia mengikuti program pengabdian masyarakat dosen pembimbingnya yakni Dr Prantasi Harmi Tjahjanti pada semester enam sata menerima hibah Riset Muhammadiyah (RisetMu). Pelaksanaannya berada di daerah Pujon Malang, tepatnya di desa Madiredo. Di daerah Pujon yang terkenal akan wisatanya, belum ada gerakan pengolahan sampah yang menjadi efek samping pariwisata tersebut.

"Oleh karena itu, kami membuat mesin pengolah sampah yang bisa digunakan warga desa tersebut agar tidak berdampak pada sektor wisatanya. Inovasi ini juga akan terus diperbarui oleh adik tingkat saya," Ucap laki-laki yang akrab disapa Agus ini. 

Mengikuti lomba KTI

Setelah mengikuti pengadilan masyarakat dan membuat abstrak KTI-nya, Agus langsung mengikuti perlombaan ini. Lomba KTI tingkat nasional ini diadakan oleh asosiasi program studi Teknik Mesin perguruan tinggi Muhammadiyah (APSTMPTM) di Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur (UMKT) pada 9 Agustus 2023 lalu. Di lomba ini, ia beranggotakan satu teman dan adik tingkatnya untuk membuat mesin pengolah sampah.

Baca juga: Dari Penulis Fiksi Hingga Menjadi Wisudawan Berprestasi 2023

"Awalnya saya membuat riset mesin pengolahan sampah ini untuk tugas akhir saya. Tapi saat itu juga ada lomba KTI, jadi saya ikutkan sekalian dalam lomba itu. Tadinya tidak berambisi sekali supaya lolos, karena dulu saya sudah pernah ikut lomba tapi ndak tidak lolos, ternyata lomba kali ini diterima dan jadi juara 2," lanjut laki-laki berusia 24 tahun tersebut.

Foto Istimewa

Kesulitan membuat mesin

Dalam membuat mesin pengolah sampah ini Agus menemukan beberapa hambatan dalam proses perakitan mesin. Seperti penghitungan-penghitungan mekanik dan pengujian software.

"Pada dasarnya saya adalah anak produksi yang biasanya merakit-rakit mesin. Jadi saya menggandeng dua teman saya ini karena mereka yang bisa menghandle masalah perakitan softwarenya. Kerjasama tim di lomba ini sangat dibutuhkan," Terang Agus.

Aktif di kegiatan kampus

Selain sering mengikuti perlombaan, Agus dulu juga mahasiswa yang aktif di berbagai kegiatan kampus, salah satunya yakni menjadi asisten laboratorium. Kesempatan menjadi aslab ini merupakan salah satu hal yang bisa dimanfaatkan oleh Agus dan teman-temannya untuk mempermudah melaksanakan riset ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline